Bukan kali pertama ini Eriko Hirose bertanding di Indonesia. Namun, Piala Uber 2008 telah dinantikannya penuh harap. Tak sekadar untuk memberikan yang terbaik bagi negerinya. Dia memiliki alasan khusus untuk datang ke Indonesia. FEMI DIAH, Jakarta
"Ya, saya Eriko," demikian Eriko Hirose menjawab dengan ramah saat beberapa wartawan peliput Piala Thomas-Uber 2008 mencoba-coba memanggil namanya. Tak lupa, seulas senyum menambah keramahan Eriko saat berbincang.
Tahi lalat di beberapa bagian wajahnya tak mengurangi ayu wajah orientalnya. Malah, penampilannya semakin manis dengan tahi lalat itu. "Jakarta memang panas. Tetapi, kami bertanding di dalam ruangan ber-AC kan," kata Eriko.
Piala Uber kali ini memang bukan kali pertama Eriko datang ke Indonesia. Terhitung dalam ingatan pemain yang kini nangkring di urutan ke-20 dunia itu, sudah empat kali dia bertandang ke Indonesia. "Tapi, saya tidak sempat jalan-jalan karena waktunya habis untuk istirahat, latihan, dan bertanding," tuturnya.
Nah, pada even Uber tahun ini, dia semakin bersemangat untuk terbang ke Jakarta. Rupanya, dia menyimpan keinginan untuk bertemu dengan salah seorang tunggal wanita terbaik yang dimiliki Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Susi Susanti. "Kalau benar saya bisa bertemu dengan Susi Susanti, saya harus bisa ngobrol dengan dia," tekad Eriko.
Ambisi itu tak lepas dari rasa kagumnya terhadap Susi Susanti yang namanya masih melegenda di bulu tangkis dunia. Dia juga menjadikan Susi sebagai panutan agar prestasinya bisa lebih baik daripada saat ini. Maklum, dalam turnamen internasional, Eriko lebih sering mentok di semifinal.
Dengan kebesaran nama Susi, hingga kini pun Eriko masih memberikan pujian bagi pemain tunggal wanita Indonesia generasi saat ini. Misalnya, Maria Kristin dan Adriyanti Firdasari. "Mereka pemain yang hebat," puji Eriko.
Karena itu, lanjut dia, dirinya harus lebih berhati-hati menghadapi para pemain Indonesia di babak kualifikasi grup Z putaran final Piala Uber hari ini. Wanita kelahiran 16 Maret 1985 di Hyogo, Jepang, itu tidak mau menganggap remeh Maria meski dia tengah dibekap cedera. "Cedera saja bisa membuat saya kalah, apalagi kalau tidak," ungkap Eriko.
Karena itu, dia lebih baik menganggap bakal menghadapi Maria yang sedang dalam kondisi fit dengan performa terbaik. Dia mengaku sudah melakukan persiapan panjang untuk menghadapi Piala Uber 2008. Sebab, ini adalah Piala Uber yang kedua bagi Eriko. Jadi, mau tidak mau, dia harus bisa menuai hasil yang lebih baik.
Namun, dengan posisinya sebagai tunggal pertama, beban yang dipanggulnya bakal lebih berat. Eriko hanya berjanji akan bertanding sebaik mungkin untuk negara. Sebab, keberangkatannya ke Indonesia juga atas amanat negaranya. "Pelatih memberikan kepercayaan kepada saya yang berarti pula itu adalah kepercayaan negara kepada saya untuk memberikan yang terbaik," tegas Eriko. (aww).Written by Jawapos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar