Sabtu, 25 Februari 2012

Sinopsis Heartstrings episode 8 part 1

Lee Shin jelas-jelas cemburu.

Dan, yah.. akhirnya.. Lee Shin juga ikutan dianter sama Seok Hyeon.
Yang nanya, sepeda Lee Shinnya kemana?
Di tinggal di kampus pastinya. ^^

hening..

hening..

hening..

"Apakah kalian sedang bertengkar?" tanya Seok Hyeon yang ikut merasakan kecanggungan antara Lee Shin dan Gyu Won. "Bagaimanapun, kalian kan tetangga. . . . Anyway, terima kasih kepadamu, Lee Shin, audisi Gyu Won berjalan dengan baik. Kau melakukannya dengan baik. Ah, anak-anak ini. . . kenapa suasananya jadi seperti ini?"


Yoon Soo menelpon Seok Hyeon, "Seok Hyun, di mana kau sekarang? Pertunjukannya akan segera dimulai."

Seok hyeon teringat janjinya pada Yoon Soo untuk menonton pertunjukkan bersama, "Oh, benar. Yoon Soo, aku minta maaf. Aku harus mampir ke suatu tempat dulu. Aku berjanji tidak akan terlambat saat menemuimu nanti. Maaf."

"Terima kasih atas bantuanmu hari ini. Kali ini, Kau benar-benar sangat baik." ucap Seok Hyeon setelah Gyu Won masuk ke dalam rumahnya.
"Pergilah. Jika aku mendengarnya menjerit, aku harus bergegas masuk." jawab Lee Shin.
"Apakah ini hanya pelayanan pada penggemar?" tanya Seok Hyeon.
"Direktur, Kau aku rasa kau yang sedang melakukan pelayanan pada penggemar." balas Lee Shin.
"Baiklah, mulai dari sekarang kalian harus bekerja keras sampai pementasan berakhir."
Sesampainya di dalam rumah..

Kakek tengah sibuk dengan permainan caturnya (??)


Gyu Won memberanikan diri untuk bilang, "Kakek, aku kembali. Tentang audisi. . . Aku telah kalah. Ada seseorang yang lebih baik. Tapi, aku sudah melakukan yang terbaik. Dan Kakek, aku benar-benar ingin berpartisipasi dalam pertunjukan ini. Bisakah Kau membiarkan aku berpartisipasi sekali ini saja?"

"Sementara berpartisipasi dalam pementasan, aku berjanji tidak akan mengabaikan praktik gayageumku. aku janji Maafkan aku, Kakek. Selamat malam." ucap Gyu Won.

Kakek langsung membuka pintu kamarnya, lalu berkata dengan keras, "Lee Gyu Won! "
"Ya?"
"Tuliskan nama dan nomor telepon dari direktur. " suruh kakek.
"Direktur? Untuk apa?" tanya Gyu Won.
"Kau tidak perlu tahu. Tuliskan saja."

Seok Hyeon datang, dan ia langsung bernafas lega saat melihat Yoon Soo yang masih menunggunya "Oh! Syukurlah. Kau belum pergi?"
"Awalnya, Aku berpikir untuk menontonnya sendiri, tetapi untuk membuatmu merasa lebih merasa bersalah, aku sengaja tidak menontonnya." jawab Yoon Soo seraya menunjukkan tiket.
"Maafkan aku. Lain kali, aku pasti akan menontonnya denganmu. Apa kau ingin makan?" tanya Seok Hyeon.
"Tidak apa-apa, aku sedikit lelah. Aku ingin pulang."
"Jika itu yang Kau inginkan. Aku akan mengantarmu. Kau tidak membawa mobil, kan?" tanya Seok Hyeon.


"Tapi, kau baru saja kemana tadi? Kau bahkan melewatkan pertunjukan yang sudah kita rencanakan." tanya Yoon Soo penasaran.
"Oh. Aku megantar Gyu Won ke rumahnya. Gyu Won? Kakek nya menentangnya dalam partisipasi di pementasan." jawab Seok Hyeon.
"Kau sudah melakukan semuanya dengan baik." kata Yoon Soo.
Mereka berdua mulai berdiskusi tentang pementasan, "Hari ini, dibandingkan saat praktik, Hee Joo jauh lebih baik. Bukankah kau juga mendukung Hee Joo?" tanya Seok Hyeon.

"Bukankah baik dia telah berlatih dengan begitu keras?" jawab Yoon Soo yang memihak Hee joo.
Seok Hyeon menjawab, "Hee Joo memiliki teknik hebat, tapi dia tidak bisa menggerakkan emosi orang lain. Maksudku, ia tidak bisa menggugah atau menyentuh hati orang lain. Dia seperti boneka yang sudah terlatih, tetapi aku rasa dia tidak memiliki bakat. "

"Talent? Bakat apa maksudmu? Tidak peduli apakah dia akan menyakiti kakinya. Hee Joo juga berdiet ketat untuk menurunkan berat badannya. Bahkan semua yang sudah ia lakukan itu, ia masih khawatir kalau ia dikalahkan orang lain. Ia lebih memilih untuk menyiksa dirinya sendiri dengan berlatih dengan serius dan mengabaikan waktu bersenang-senangnya, Hee Joo sangat teguh memegang mimpinya. Seok Hyun, boneka terlatih seperti apa yang kau maksud?" jawab Yoon Soo yang mencoba membela Yoon Soo.

Di kamarnya, walaupun berhasil menjadi pemeran utama, tapi Hee Joo sama sekali engga bahagia.
"Menjengkelkan." keluh Hee Joo.

"Aku sudah menduga ini. Jadi aku tidak berharap banyak." ucap Gyu Won saat ia menelpon ayahnya.

"Oh benar-benar, kau sudah melakukan yang terbaik! Selama Kau tidak menyesal, semuanya akan baik-baik saja." jawab Ayah.
"Tapi ayah, ada banyak wartawan yang datang dan mereka memotretku untuk bahan pemberitaan mereka."
Ayah memberikan semangat pada Gyu Won, "Lihat? Kau sudah melakukan hal yang terbaik. Sekarang Kau memiliki pengalaman yang tak terlupakan. Sebuah memori yang sangat berharga bagi hidupmu, dan suatu saat kau akan kembali mengenang semua kenangan yang sudah terjadi itu."
"Aku juga berpikir seperti itu." jawab Gyu Won.
"Apakah kakekmu baik-baik saja?"
"Kakek terlihat lebih pendiam, angin yang tenang sebelum badai datang." jawab Gyu Won.
"Ah, bukankah tadi kau bilang kalau pangeran egois itu membantumu hari ini? Bagaimana kalau kita mengundangnya untuk makan malam?" tanya Ayah Gyu Won.
Gyu Won langsung menjawab, " Tidak perlu menjadi begitu baik padanya. Tapi Ayah, mengapa cinta pertama itu begitu menyakitkan?Ah! Aku bukan berbicara tentang diriku sendiri. Hanya saja. . .seperti itulah yang semua orang katakan. "
"Mungkin, itu karena Kau akan selalu mengingat cinta pertamamu. Itulah mengapa begitu menyakitkan." jawab Ayah.
"Benarkah begitu? Ah Ayah, itu sudah malam. Aku akan meneleponmu besok. Ya. Selamat malam."

Lee Shin sibuk mempelajari tentang musik tradisional dan mencomposed lagu ending untuk pementasan.



"Oppa, kau sibuk?" tanya Adik Lee Shin.
"Mengapa?" tanya Lee Shin seraya tersenyum maniis.
"Bagaimana audisi wanita labu itu?"


"Sangat baik. Ah, dan Lee Jeong Hyeon. . . mulai sekarang, berhenti memanggil Lee Gyu Won seperti itu. Jika orang lain memanggilmu seperti itu, apakah Kau senang?"
"Ck. Aku hanya bermain-main. Jangan bermain-main lagi. Kenapa tidak boleh? Benar-benar tidak menyenangkan." ucap adik Lee Shin kesal.

Memikirkan tentang Gyu Won.

Membuat Lee Shin tersenyum..
Whoaa..

Pagi harinya..
Tanpa sepeda, Lee Shin menunggu Gyu Won.


"Tentang kemarin. . . Kau tidak dihukum oleh kakekmu kan?" tanya Lee Shin.
Sedikit kaget melihat Lee Shin di depan rumahnya, Gyu Won menjawab, "Oh, meskipun ia marah, ia tidak menghukumku. Untuk kemarin, terima kasih. Karena kau, audisiku berjalan sangat lancar. Dapatkah Kau mengucapkan terima kasih kepada Jeong Hyeon juga? Aku belum sempat mengucapkan terimakasih padanya."
"Aku pergi lebih dulu." Gyu Won berjalan di depan Lee Shin. Lee Shin mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Gyu Won.
"Mengapa kau mengikutiku?" tanya Gyu Won.
"Bukankah aku meninggalkan sepedaku di sekolah kemarin? Kau pikir karena siapa aku meninggalkan sepedaku?" jawab Lee Shin.


Menunggu bis.. Menunggu..

Sampai akhirnya bis datang..
Lee Shin membiarkan Gyu Won masuk ke dalam bis lebih dulu.
Oh, so sweet.

Seperti yang ada di preview.

Lee Shin terus memperhatikan Gyu Won.

"Kecanggungan ini benar-benar seperti mencekikku." keluh Gyu Won, saat Lee Shin memutar arah menuju ruang band.

Lee Shin pergi, Hee joo datang. "Lee Gyu Won, ikuti aku. Aku ingin bicara."

Keduanya berbicara di tempat yang jauh dari keramaian.


"Kemarin begitu kacau, aku tidak memiliki kesempatan untuk mengucapkan selamat karena kau sudah menjadi pemeran utama." ujar Gyu Won.
"Apakah kata-katamu itu benar-benar tulus?" tanya Hee Joo.
"Ya, apa yang aku katakan itu sangat tulus."
"Tidak bisakah kau keluar dari team acting?" tanya Hee joo dengan sinis.
"Mengapa aku harus melakukan hal itu?"
Hee Joo memberikan alasan, "Aku.. . Aku telah mempersiapkan diri untuk pementasan kampus kali ini, sejak awal aku sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Sangat berbeda dengan dirimu? Kau hanya beruntung saja, karena direktur memilihmu."
"Han Hee Joo, kau bukan satu-satunya orang yang melakukan hal seperti itu."
"Karena Kau sudah kehilangan kesempatan untuk menjadi pemeran utama, aku pikir kau tidak perlu lagi untuk tetap berada di tim acting. Kau harus tau dari mana kau berasal dan siapa dirimu. Ada apa dengannya?" ucap Hee Joo.

"Oh, apa yang terjadi? Kau tidak ada kelas pagi kan hari ini?" tanya teman Lee Shin yang heran melihat Lee Shin datang pagi-pagi sekali.
"Ya. Aku hanya ingin pergi ke kelas saja." jawab Lee Shin.
"Apa? Ah, Gyu Won muncul di Koran hari ini."
"Meskipun peran utama adalah Han Hee Joo, tapi calon yang dipilih oleh direktur Seok Hyeon sangat meyita perhatian. Lee Gyu Won benar-benar berbakat." ucap salah satu profesor yang membacakan headline koran.
Profesor Im engga menyukai berita itu, "Han Hee Joo harus jadi yang terbaik. Ketua mengatakan kita harus membentuk team baru agar bisa mengalahkan team Seok Hyeon. Hal seperti itu begitu. Kau pikir apa yang akan terjadi pada tim Seok Hyeon tanpa Hee joo, mereka akan segera diseret keluar."
Profesor Im datang mengunjungi Yoon Soo,


"Masuk." Yoon Soo mempersilakan Profesor Im untuk masuk.
"Apakah Kau sibuk?"
"Tidak, apa yang terjadi?" tanya Yoon Soo.
Profesor Im mencoba membujuk Yoon Soo untuk masuk ke dalam timnya, "Aku ingin mengatakan sesuatu. Aku berpikir untuk menciptakan tim lain di luar dari tim Seok Hyeon. Apakah Kau ingin berpartisipasi juga? Kau tidak ingin berpartisipasi? Apakah karena Seok Hyeon?"
"Apa yang kau katakan? Kenapa kau harus membentuk kelompok lain." tanya Yoon Soo.
"Aku hanya ingin menjadi Hee Joo yang terbaik. Aku tidak tertarik pada apapun selain hal itu. Jika Kau setuju, mari kita lakukan pembentukan tim baru ini bersama-sama" jawab profesor Im.
"Mengapa aku harus melakukan itu?" tanya Yoon Soo lagi.
"Jika dari dua kelompok itu, bisa dipastikan hanya ada satu kelompok yang diizinkan untuk menang, tim kedua yang kita bentuk pasti akan menang, karena kita dijamin oleh ketua. Dan kau orang yang ambisius."



"Hey hey hey, Lihat! Han Hee Joo datang." ejek Sa Rang.
Sarang langsung membacakan artikel koran dengan bermaksud mengejek Hee Joo. "Sensasi Musik Tradisional, Lee Gyu Won, memiliki keterampilan dan kemampuan yang sangat mengagumkan." Sensasi baru muncul! "Meskipun dia tidak mendapatkan pemeran utama" "namun dukungan penonton hanya tertuju pada Lee Gyu Won." Dia bernyanyi sangat baik. "Selain itu, Han Hee joo dipilih untuk berperan sebagain pemeran utama. "

Hee Joo menatap kesal, dan itu menjadi bahan ejekan Sa Rang, "Selain itu, Han Hee Joo memelototi kita sekarang. Oh, aku begitu takut. Selain itu, Han Hee Joo adalah putri dari ketua. Apakah aku benar?"
"Selain itu, kau tidak tahu bahwa selain dukungan, Kau memerlukan keterampilan juga? Itulah mengapa kalian masih saja lamban dan tidak menjadi apa-apa." jawab Hee joo.

Hee Joo menangis, sembari mengomel "Aku benar-benar tidak akan kalah. Tidak peduli apakah itu Lee Gyu Won atau siapa pun, aku benar-benar tidak akan kalah karena siapapun!. . . Lee Gyu Won, orang itu. . . Aku tidak peduli apa yang orang lain katakan, pemeran utamanya itu adalah aku."

Joon Hee mencoba menyapa Hee Joo. Tapi Hee Joo engga mempedulikan Joon Hee.

Saat Hee Joo menangis, Joon Hee datang menenangkan. Joon Hee memasangkan headphone untuk Hee Joo.



"Apa ini? Apa yang Kau lakukan? Kenapa kau masih di sini? Aku benci kau, aku benar-benar membencimu!" omel Hee Joo dengan masih menangis.


Tapi,, Joon Hee malah membalasnya dengan senyuman.
Aiih.. so cute.. Joon Hee..



So sweet..


"Instruktur mengatakan bahwa senior tidak bisa pergi ke kegiatan amal hari ini. Dia meminta kita untuk menggantikan mereka untuk sementara waktu. Apakah Kalian punya waktu?" tanya Bo Woon.
"Oh, ya tentu saja. Kita harus ke kegiatan amal itu." jawab Gyu Won.
Cuaca begitu panas, mari kita pergi makan beberapa patbingsu. (Patbingsu - es serut korea)


Seok Hyeon mengarahkan Gi Yeong, "Gi Yeong, bukan seperti itu. Aktingmu seperti robot saja."
"Benar kah?" Gyu Won tersenyum kecil menyadari kesalahannya.
"Aku pikir Kau malas berlatih akhir-akhir ini dan membuat kemampuanmu berkurang. Cobalah untuk sedikit santai."

Gyu Won terus memikirkan perkataan, Hee Joo. Ia lalu memberanikan diri untuk datang menemui Seok Hyeon.


"Ya. Ada apa?" tanya Seok Hyeon.
"Aku ingin mengatakan sesuatu." jawab Gyu Won.



"Apakah mungkin bagiku untuk beralih dan pindah ke tim musik?" tanya Gyu Won.
"Mengapa Kau mengatakan hal ini tiba-tiba?"
Gyu Won menjawab, "Aku sudah kehilangan kesempatan untuk memerankan pemeran utama. Dan peran lainnya juga telah cukup dan juga, sebagai dari anggota team sudah mendapatkan perannya masing-masing. Aku hanya ingin bergabung kembali ke Windflower dan menjadi bagian dari Tim Musik."

Seok Hyeon kesal dengan sikap Gyu Won, "Apakah Kau pikir apa yang Kau katakan sekarang masuk akal?" ucap Seok Hyeon, ia mulai menceramahi Gyu Won. "Hanya karena itu, hanya karena kau tidak bisa menjadi pemeran utama jadi kau memutuskan untuk berhenti? Kau pikir kau hebat? Kau pikir semua ini hanya lelucon? Kau pikir, kau bisa pindah ke manapun kau mau? Kau pikir kau bisa seenaknya? Karena aku telah menempatkanmu ke dalam Tim acting, maka, itu akan tetap seperti itu sampai pementasan berakhir. Gi Yeong masih akan berlatih. Jadi, kalau tidak ada lagi yang ingin kau ucapkan, kau bisa pergi sekarang."

Gyu Won terkejut dengan apa yang dikatakan Seok Hyeon. Gi Young hanya memperhatikan Gyu Won.
Saya kira, kalau Gi Young jatuh cinta sama Gyu Won, bakal lebih seru. haha.. Lee Shin bakal punya saingan selain Seok Hyeon.

Lee Shin berpapasan dengan Gyu Won.

Tapi, Gyu Won engga menyadari kehadiran Lee Shin. Otaknya penuh dengan kata-kata Seok Hyeon.


"Jangan bertindak seperti orang asing." kata Lee Shin.
Gyu Won baru menyadari kehadiran Lee Shin. Ia menengok ke arah Lee Shin.


"Bagaimana dengan latihan kita hari ini?" tanya Lee Shin.
"Aku tidak bisa ikut berlatih hari ini, kalian berlatih saja tanpa aku." jawab Gyu Won.
"Baiklah, kita akan berlatih tanpa kehadiranmu. Lagi pula, aku tidak memiliki harapan banyak dari tim music tradisional." Ego Lee Shin mulai keluar.


"Apa katamu?"
" Departemen Musik Tradisional hanya bertugas untuk sekedar membantu saja. Lagi pula, tanpa kalian, aku bisa melakukannya sendiri." jawab Lee Shin.
Gyu Won pun ikut kebawa emosi karena sikap Lee Shin, "Ya, sudah lakukan saja sendiri. Mengapa kau tidak melakukannya sendiri dari awal? Aku punya alasan mengapa aku tidak bisa ikut berlatih hari ini. Kenapa kau tidak bertanya, apa alasanku tidak mengikuti latihan hari ini? Lalu, mengapa kau tidak mengatakan hal itu? Mengapa Kau harus marah? Apakah aku harus tersenyum setiap hari? Pada saat-saat tertentu, aku juga memiliki suasana hati yang buruk."
"Itu bagus! Karena kita berdua dalam suasana hati yang buruk, kita tidak akan melakukan latihan hari ini." jawab Lee Shin.



Seok Hyeon menemui Yoon Soo. "Yoon Soo."
"Ada apa?"
Seok Hyeon memberikan tiket pertunjukkan pada Yoon Soo, "Kita kan menonton pertunjukkan hari ini. Aku menyesali perbuatanku kemarin. Aku akan pergi menjemputmu nanti."
Yoon Soo tersenyum, ia lalu menanyakan perihal profesor Im, "Apa kau mendengar sesuatu dari sunbae? Um, tentang pementasan. . . "
Tapi, Seok Hyeon tengah terburu-buru, ia lalu berkata pada Yoon Soo. "Ah! Yoon Soo. Aku harus pergi dulu, kita bicara lagi nanti malam? Oke."



Yoon Soo datang menemui Profesor Im, " Aku sudah mempertimbangkan apa yang Kau katakan kemarin. Sama seperti yang sunbae katakan, aku sedikit ambisius. Alasan mengapa aku meninggalkan Seok hyeon, karena aku ingin Seok Hyeon cemburu. Dan bukan untuk menikamnya dari belakang seperti ini. Kecemburuan, kadang-kadang membuat orang gila. Dengan kata lain, aku menolak tawaranmu. Fakta bahwa Kau memikirkanku, untuk itu, aku sangat berterima kasih." ucap Yoon Soo memutuskan untuk tetap berada di pihak Seok Hyeon.

"Kenapa kau tidak menolak tawaranku dari awal." tanya awal.
Yoon Soo menjawab, "AKu melakukan ini karena aku mempertimbangkan rasa hormatku pada Sunbae."


"Kemarin setelah mendengarkan audisi yang sudah dilaksanakan, aku akhirnya mengerti mengapa direktur merekomendasikan Gyu Won." ucap Profesor Hung.
"Aku kan sudah bilang kalau telinga dan mataku ini adalah emas. Anyways, tentang lagu penutup, apakah Kau sudah memikirkan tentang hal itu?" tanya Seok Hyeon.


"Jika aku mengatakan ini, aku mungkin dimarahi olehmu. Masalahnya adalah, aku telah memberikan tugas itu pada… Lee Shin." jawab profesor Hung.
"Lee Shin?"
"Ya. Aku tahu bahwa Kau khawatir. Tapi, bukankah ini sama dengan kasus Gyu Won? Mari kita percayakan semuanya pada kemampuan mereka dan membiarkan mereka melakukannya."
" Jika Profesor Hung berpikir begitu, aku pun setuju." jawab Seok Heon.


"Aku juga meminta mahasiswa dari Departemen Musik Traditional untuk membantu."
"Siapa yang akan membantu Lee Shin?" tanya Seok Hyeon.
"Gyu Won."
"Lee Gyu Won?"

Gyu Won dan Lee Shin dipanggil untuk menghadap Profesor Hung.


"Kau sudah menulis lagunya?" tanya profesor Hung pada Lee Shin.
"Belum. Aku baru saja mulai belajar musik tradisional." jawab Lee Shin.
"Bagaimana dengan kolaborasi antara Windflower dan The stupid?" tanya Profesor Hung.
Gyu Won menjawab, "Kami sudah mencobanya."
"Benarkah ? Bagaimana hasilnya?"
"Cukup baik." jawab Lee Shin.


Profesor Hung ingin melihat hasil kolaborasi dari Windflower dan Stupid band. "Benarkah? Tidak biasanya Lee Shin memuji sesuatu. Sepertinya hasilnya memang sangat baik! Dapatkah aku melihat windflower dan stupid berlatih bersama? Kalian ada waktu kan?"
Gyu Won harus datang ke kegiatan amal. "Aku tidak bisa karena ada hal yang harus aku lakukan. Aku dan windflower harus pergi ke kegiatan amalm. Senior kami tidak bisa melakukan hal itu, jadi kami harus menggantikan mereka untuk pentas dalam kegiatan amal itu."



"Jika itu yang terjadi. . . Shin. Mengapa Kau tidak pergi bersama Gyu Won juga? Selain pertunjukan di kampus, Kau belum melihat pertunjukan mereka di luar kampus kan?" saran Profesor Hung.

"Ah, ya. Jika Kau tidak ingin pergi, Kau tidak perlu memaksakan diri. Aku tidak akan memberitahukan profesor." ucap Gyu Won.

"Tidak, tidak apa-apa, aku pikir ada baiknya juga aku pergi denganmu." jawab Lee Shin.
"Tapi, ingat jangan mengeluh atau berkomentar apakah pertunjukan kami bagus atau tidak."
"Tidak akan. Di mana aku harus bertemu denganmu?"
Windflower pun memulai pertunjukkan mereka.. Ternyata mereka pergi ke sebuah panti jompo.

Dan, dance ala panti jompo pun dimulai...

Buat Gyu Won, engga masalah kalo diajak dance sama kakek-kakek.

Tapi, Lee Shin..?

Saat seorang nenek mengajaknya untuk berdansa.
Dengan terpaksa Lee Shin menyanggupi hal itu.

Melihat Lee Shin menari bersama penghuni panti Jompo,
Gyu Won malah tertawa di atas penderitaan Lee Shin.


"Senang sekali rasanya. Sudah lama aku tidak berjalan-jalan seperti ini." ungkap Seok Hyeon saat berjalan beriiringan berama Yoon Soo.
"Ah, karena pementasan itu, Kau sudah sangat sibuk sejak Kau kembali dari luar negeri." jawab Yoon Soo.


"Mmm. . . Hanya dalam waktu beberapa tahun, banyak yang berubah dari Seoul." ungkap Seok Hyeon.
"Tidak hanya kota Seoulnya saja yang berubah. Tapi, Orang-orangnya pun ikut berubah juga." jawab Yoon Soo.



"Kemarin setelah mendengarkan apa yang Kau katakan, aku berpikir banyak tentang hal itu. Seperti yang kau bilang, aku harus mengakui usaha yang dilakukan Hee Joo. Tapi. . . Tapi saat aku memikirkannya lagi, aku rasa, kenyataan itu tidak sama dengan biografi. Sama seperti boneka, seberapa keras boneka itu berlatih, ia akan tetap menjadi boneka dan boneka itu tidak akan menjadi manusia. Dalam konteks ini, Hee Joo tidak memiliki bakat untuk menggugah orang lain, membuat orang lain merasa berarti. Pementasan tidak hanya didukung oleh kemampuan koreografi atau olah vocal, tapi juga emosi pemain yang harus mempengaruhi para penonton." ungkap Seok Hyeon panjang lebar.

"Mengapa Kau begitu terfokus pada Hee Joo? Apakah karena dia seperti dirimu di masa lalu? Atau Kau berharap bahwa Hee Joo berhasil karena dirimu." pertanyaan dari Seok Hyeon ini benar-benar menyinggung perasaan Yoon Soo.
"Kim Seok Hyun. Terima kasih. . . telah membantuku untuk melihat hal-hal yang aku tidak sadari sebelumnya." ucap Yoon Soo sebelum ia pergi.



Gyu Won meminum habis arak yang diberikan oleh kakek yang duduk tepat disebelahnya."Ah, benar-benar enak!"
"Kau bahkan terlihat cantik saat minum. Bagaimana denganmu, kau juga mau minum?" tawar kakek pada Lee Shin.
"Tidak, tidak apa-apa, aku tidak bisa minum alkohol." jawab Lee Shin.
"Satu cangkir saja? Ya. Setelah Kau mulai minum satu cangkir, kau akan bisa minum lebih banyak lagi." jawab kakek.



"Black roses!" seru Gyu Won.
"Black roses, apa itu?" tanya kakek.
"Black knights itu untuk laki-laki, kalau untuk perempuan adalah Black roses. Maksudnya, Aku akan mewakilinya untuk meminum ini." jawab Gyu Won. Ia mengambil bagian minuman dari Lee Shin, lalu meminumnya.


"Benar-benar sangat cantik. Maukah kau menjadi menantuku." tanya salah seorang nenek.
" Berapa umur cucu nenek?" tanya Gyu Won penasaran.
Nenek pun menjawab, "12 tua tahun."
Gyu Won tertawa terbahak mendengarnya, "Aku tidak keberatan jika mereka yang lebih muda, Nenek!"
Lee Shin hanya terdiam.. hehe.


Sampai akhirnya, Gyu Won mabuk...


"Lee Gyu Won. Apakah Kau baik-baik saja?" tanya Lee Shin.
"Ah! Ini Lee Shin! Orang yang aku suka, Lee Shin."



"Apakah Kau mabuk?" tanya Lee Shin khawatir
"Tidak, aku tidak mabuk. Aku bahkan tidak mabuk sama sekali." jawab Gyu Won yang seketika itu juga tertidur.
"Lee Gyu Won! Lee Gyu Won, kau tidur?"
"Lee Shin, bodoh! Aku bahkan menggantikannya minum. Apa? Lee Shin, siapa yang peduli padamu!" gumam Gyu Won, ia tertidur di pundak Lee Shin.

Oh My, sweet.

Teman-teman Gyu Won yang melihat hal itupun langsung tersenyum dan membiarkan Gyu Won bersama Lee Shin.
bersambung,..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar