Sabtu, 25 Februari 2012

Sinopsis Heartstrings episode 7


Gyu Won berkata pada dirinya sendiri
"Lee Shin menangis. Aku sangat ingin menjadi orang pertama yang mengatakan =Semua akan baik-baik saja. Semua akan berjalan sebagaimana mestinya.= Tapi sekarang Lee Shin bersandar pada bahu orang lain. Ia bersama orang lain dan itu bukan aku. Ia tidak bersandar padaku."


Menyadari Lee Shin engga lagi memerlukan dirinya, Gyu Won pergi meninggalkan Lee Shin yang masih memeluk Yoon Soo.

Gyu Won berjalan dibawah derasnya hujan tanpa payung yang menaunginya. Seolah membiarkan air matanya larut dengan derasnya hujan. "Bodoh. Lee Shin bodoh. Siapa bilang aku akan menghiburmu? Lee Shin, kau bodoh!" teriak Gyu Won menangis terisak.



Hujan mulai reda, tapi Lee Shin belum beranjak dari tempatnya berteduh. Seolah menunggu sesuatu..

Setibanya di rumah, kakek menanyakan keadaan Gyu Won, "Sudah datang terlambat dan di luar hujan deras. Mana saja kau, gyu won?"
Gyu Won menjawab, "Maafkan aku. Sesuatu terjadi, kakek."
"Apakah Kau sakit?" tanya kakek.
"Tidak, aku baik-baik saja." jawab Gyu Won seraya tersenyum.
"Pilek di musim panas akan sangat membuatmu menderita. Tidurlah dan selimuti badanmu, jangan sampai kau sakit."
"Ya, kakek. Selamat malam."

Kakek membiarkan Gyu Won beristirahat, tapi Gyu Won masih tetap memikirkan Lee Shin dan kalung yang kini ada di tangannya.

Ibu Lee mengkhawatirkan keadaan Lee Shin, "Kau harus mengganti pakaianmu. Kau akan masuk angin. Apakah Kau sudah makan?"
"Aku sudah makan." jawab Lee Shin seadanya (?)
"Baiklah, Setidaknya Kau telah dimakan. Bersihkan dirimu dan segeralah pergi tidur."
"Kau mau ke mana?" tanya Lee Shin pada ibunya yang hendak keluar dari kamar Lee Shin.
"Apakah kau sangat menyukainya? Apa yang Kau sukai darinya, sehingga kau meninggalkan orang yang Kau sukai?" tanya Lee Shin. Apa yang ibunya sukai dari ayahnya, sehingga ibu Lee Shin meninggalkan Ayah Gyu Won?

Ibunya menjawab, "Orang itu. . . setiap kali ia memegang gitar, ia akan menjadi orang yang tak terlihat. Pakaiannya, rambut, sepatu. . .semua dari dirinya seperti menghilang. Ia seperti menyatu dengan music. Sama seperti Kau saat ini."
"Mengapa? Tidakkah.. Kau masih mencintainya?" tanya Lee Shin.

Ibu Lee Shin menggelengkan kepalanya. "Bukankah aku masih punya dirimu?" jawab Ibu Lee Shin. "Kau akan masuk angin. Cepat pergilah tidur."
"Terima kasih. . . sudah membiarkan aku bertemu dengannya." jawab Lee Shin seraya tersenyum.
Lee Shin merebahkan dirinya dan berpikir...


Gyu Won menggenggam kalung milik Lee Shin dan menangis..

Pagi harinya..

Lee Shin mengembalikan payung milik Yoon Soo, ia menaruhnya di depan ruangan Yoon Soo. Dengan sengaja Lee Shin engga memberikan payung itu langsung kepada Yoon Soo.
Lalu, Lee Shin bertemu dengan Seok Hyeon.
"Aku sudah mendengar tentang ayahmu. Pasti sangat sulit." kata Seok Hyeon.
"Aku baik-baik." jawab Lee Shin yang berubah 180 derajat menjadi ramah.

"Apakah Kau ke sini untuk bertemu dengan Yoon Soo?" tanya Seok Hyeon.
Lee Shin langsung menjawab, "Tidak.."
Lee Shin mengambil payung Yoon Soo yang ia taruh di depan ruangan. Dan memberikan payung itu pada Seok Hyeon.

"Ini, tolong berikan pada professor Yoon Soo.. " kata Lee Shin.
"Kenapa kau tidak memberikannya langsung." tanya Soek Hyeon heran.

"Profesor Yoon Soo, aku mempercayakannya padamu." jawab Lee Shin yang kemudian pergi meninggalkan Seok Hyeon.

Di ruangan Yoon Soo, Seok Hyeon membicarakan perubahan sikap Lee Shin,
"Sepertinya, Lee Shin sangat sedih karena kehilangan ayahnya. Dia menangis dan basah kuyup karena hujan kemarin." ujar Yoon Soo.
"Orang itu, ia bertindak seperti orang dewasa saja. Padahal, Aku kira dia masih anak-anak." jawab Seok Hyeon.
"Kau tidak tahu, kalau Kau seperti itu juga saat di perguruan tinggi?" kata Yoon Soo.
"Apa maksudmu? Aku benar-benar dewasa saat itu." jawab Seok Hyeon.
Dan mereka berdua mulai saling melemparkan humor garing. :p
"Ya, saat itu, Kau memang terlihat sangat dewasa."
"Apa maksudmu? Saat itu, banyak orang yang mengatakan kalau aku punya yang awet muda."
"Kau terlihat seperti umur 20 tahun." jawab Yoon Soo.


Teman-teman Gyu Won menghampiri Lee Shin yang tengah membeli minuman soda.
"Lee Shin. Apakah Kau bertemu dengan Gyu Won kemarin?" tanya wind flower.
"Lee Gyu Won? Aku tidak melihatnya dan tidak bertemu dengannya."
"Dia mengatakan dia akan mecarimu ketika ia meninggalkan kelas. Kurasa ia tidak bertemu denganmu." kata Boo Won.
"Jika dia ingin mengatakan sesuatu, suruh saja ia menemuiku di ruang band." ucap Lee Shin dengan acuhnya.
"Dia sakit. Dia tidak masuk kampus hari ini karena sakit."
"Ya sudah katakan padanya untuk menemuiku lain waktu."
Teman-teman Gyu Won pergi dan masih membicarakan tentang Gyu Won.

Lee Shin mendengarkan pembicaraan windflower..
"Gyu Won, apakah ia berhasil menemukan kalung itu."
"Haruskah kita pergi mencari kalung itu selama istirahat?"
"Sepertinya dia mencari kalung itu seharian kemarin."
"Dia mungkin sudah menemukannya."

Setelah mendengar pembicaraan Wind Flower, Lee Shin jadi mengetahui tentang keadaan Gyu Won.
Lee Shin mulai memikirkan Gyu Won, saat itu Lee Shin mengatakan pada Gyu Won untuk engga mencari kalungnya. Tapi Gyu Won masih tetap saja mencari kalung itu.

Profesor memanggil Lee Shin untuk mendiskusikan tentang musik yang akan mereka pakai di pementasan. Profesor memperdengarkan sebuah komposisi musik pada Lee Shin.
"Bagaimana menurutmu?" tanya profesor.
"Melodinya cukup bagus.Tapi, ini lagu untuk apa?" tanya Lee Shin.
"Ini lagu yang akan di pakai di bagian ending pementasan nanti, dan aku berpikir bahwa kita harus mengkolaborasikannya dengan music tradisional. Bagaimana menurutmu?" jawab Profesor.
"Ini akan benar-benar berbeda. Ini bisa sangat menyenangkan. Tapi, Profesor, apakah Kau yang akan melakukan perubahan dalam nadanya?" tanya Lee Shin.
"Kau kira kenapa aku memanggilmu ke sini? Aku? Nah, aku mendengar bahwa Kau pernah belajar di luar negeri." jawab Profesor.
"Aku?" Lee Shin menunjuk dirinya sendiri. "Tapi.. aku tidak tahu banyak tentang musik tradisional." jawab Lee Shin.
"Profesor dari Musik Tradisional telah setuju untuk membantu. Mengapa? Apakah kau tidak percaya diri?" tanya Profesor.
Lee Shin tersenyum dan menjawab, "Aku akan mencobanya."
"Bagus, itu adalah Lee Shin yang aku kenal."
Sepulangnya dari kampus..

Lee Shin berjalan lambat saat melewati rumah Gyu Won.
Gyu Won mulai memenuhi otak Lee Shin hari ini..
hahaa..

Sesampainya di rumah.
"Oppa, kau sudah makan?" tanya adik Lee Shin.
"aku sudah makan. Kau belum makan?"
"Aku sudah makan. Tapi aku masih merasa lapar. Mari kita meminta Gyu Won eonni lagi. . . "
Lee Shin memutus kata-kata adiknya, "Jangan. Dia bukan seorang budak lagi. Dan juga, dia sedang sakit hari ini sehingga dia tidak ke kampus. Haruskah aku memesan pizza?"


Boo Won menelpon Gyu Won,
Gyu Won menjawab pertanyaa Gyu Won, "Ya, aku baik-baik saja. . . Aku sudah lebih baikkan sekarang. Ya, aku akan pergi ke kampus. Oh. Kalung itu? Oh, aku sudah menemukannya. Kalung itu ada di rumah. Maaf sudah membuat semuanya kesulitan untuk mencari kalung ini."
"Aku senang kau menemukannya! Oh, aku dengar kau tidak bertemu Lee Shin kemarin. Aku pikir Kau bertemu satu sama lain." kata Boo Won.
"Oh.. Ini bukan masalah besar, jadi tidak apa-apa. Anyway, terima kasih Bo Woon. Aku akan bertemu denganmu besok."

Teman-teman Gyu Won menyambut kedatangan Gyu Won. "Ya. Gyu Won! Kau benar-benar sakit, bukan? Wajahmu terlihat sangat kurus. Benar?"
Dari lantai 2, Sa Rang dan teman-temannya langsung mengejek Gyu Won. "Ya. Jika wajahnya yang sudah kurus, maka wajahku juga benar-benar hilang."
Bo Woon kesal, "Setiap kali aku melihat mereka itu membuatku ingin meremas mereka dan menjadikan mereka kimchi ketimun."
Gyu Won tertawa mendengarnya.

Mereka langsung teringat tentang kalung yang Gyu Won cari.
"Hey! Aku mendengar Kau menemukan kalung itu."
"Ya, itu hanya di rumah." jawab Gyu Won.
"Kau tidak memakainya? Aku benar-benar ingin tahu seperti apa kalung itu. Itu benar. Karena Kau tampak begitu benar-benar khawtir tentang kalung itu.. . . Pasti benar-benar penting."
"Oh, tidak apa-apa. Um. . ." Gyu Won melihat Lee Shin dari kejauhan.. "Aku ingat harus pergi ke suatu tempat. Aku akan menemui kalian di ruang latihan." ucap Gyu Won yang kemudian pergi untuk menemui Lee Shin.


"Tentu saja kau di sini." gumam Gyu Won saat datang menemui Lee Shin. Ia duduk di samping Lee Shin. "Apakah Kau sibuk?"
"Benar aku sibuk.. Bicaralah." jawab Lee Shin.


"Aku menemukan kalung itu." jawab Gyu Won seraya memberikan kalung pada Lee Shin.
Gyu Won mengatakan, "Aku.. . aku akan melakukan apa yang Kau katakan padaku saat itu. Mulai sekarang, aku tidak peduli lagi siapa yang Kau sukai, atau seberapa besar Kau merasa tersakiti karena orang yang kau sukai itu. Aku tidak akan peduli lagi."
"Apa?" tanya Lee Shin tanpa ekspresi.
"Aku.. . tidak menyukaimu.... lagi. " jawab Gyu Won.
Lee Shin terdiam mendengar pengakuan Gyu Won.

Gyu Won mencoba untuk tetap tersenyum, walau betapa sulitnya ia harus mengatakan kata-kata itu.."Dan sekarang, ini sepertinya sebuah tanda kalau kontrak perbudakanku sudah selesai. Oh. Tentang ayahmu. . . Aku turut berduka cita. Meskipun aku tahu, saat aku mengatakan hal ini, semua kata-kataku tidak akan menghiburmu. Aku pergi."
Lee Shin memanggil Gyu Won. "Lee Gyu Won. Terima kasih."
"Gyu Won berbalik dan tersenyum, "Ini pertama kalinya, Kau memanggil namaku."
Lee Shin membiarkan Gyu Won pergi.


Tapi... Lee Shin masih terus memperhatikan Gyu Won yang berjalan menjauh darinya.

Gyu Won berjalan lesu.

Seok Hyeon langsung memanggilnya, "Lee Gyu Won. Bagaimana perasaanmu? Apakah Kau masih merasa sakit?"
"Tidak, aku baik-baik saja sekarang." jawab Gyu Won.
"Tapi kenapa kau tampak begitu muram? Sekarang waktu yang baik?" ucap Seok Hyeok.

"Bagaimana Kau bisa meminum itu semua?" tanya Seok Hyeon saat melihat Gyu Won menaruh banyak sirup ke minumannya.
Gyu Won menjawab, "Aku sakit. Aku harus makan dan minum banyak."
"Kau tidak perlu memasukkan banyak sirup."
Gyu Won meminum minumannya, "Aku membutuhkannya sekarang, untuk menenangkan perasaanku."
"Ya sudah, minumlah." jawab Seok Hyeon pasrah.

"Tapi, apa yang ingin Kau bicarakan padaku?" tanya Gyu Won.
"Dalam beberapa hari ini, akan ada audisi untuk pemeran utama perempuan untuk pementasan. Hee Joo pasti akan mengikuti audisi ini. Apakah Kau ingin ikut audisi?" Seok Hyeon sangat mengharapkan Gyu Won untuk mengikuti audisi.
"Aku? Bagaimana aku bisa menjadi pemeran utama? Aku tidak bisa. " jawab Gyu Won.
"Mengapa tidak bisa? Terakhir kali, Kau berlatih serius dan berhasil."
Gyu Won membuat alasan, "Waktu itu. . . "
"Jangan merasa begitu terbebani. Yah, kalau dipikir-pikir, Kau mungkin tidak akan berhasil juga kali ini." Seok Hyeon mulai menyindiri Gyu Won.
Gyu Won kesal mendengarnya, "Apa?"
"Jika hanya Hee Joo yang menjadi kandidat pemeran utama, maka tidak akan ada audisi." jawab Seok Hyeon.
"Jadi, aku hanya jadi sekedar pelengkap saja, begitu?"
"Jika Kau tidak mau juga tidak apa-apa... Ingin mencobanya?" tanya Seok Hyeon.
"Apa yang harus aku lakukan?" bisik Gyu Won.
Seok Hyeon membalas dengan berbisik, "Kau pikir apa yang harus kau lakukan?"
"Haruskah aku mencobanya?"

Seok Hyeon menjelaskan tentang konsep yang akan digunakan dalam pementasan.

"Kita bisa mengatur konsep saat pementasan seperti ini. Dan juga... besok, aku akan mengadakan audisi untuk pemeran utama wanita . . " ujar Seok Hyeon.
"Mengapa begitu mendadak?" tanya Profesor Im Tae Joon.

"Nah, kita akan memilih kandidatnya dari orang-orang yang sudah kita miliki, jadi aku pikir ini tidak akan jadi masalah serius. Apa pendapatmu tentang hal itu?" tanya Seok Hyeon pada Profesor Im.
"Kapan Kau pernah meminta pendapatku sebelum memutuskan?" jawab Profesor Im.
"Bagaimana kita harus menilai mereka?"
"Kita harus memutuskan bersama. Kita semua harus mengevaluasinya secara bersama-sama. Bagaimana?" tanya Soek Hyeon.
"Aku setuju." jawab profesor yang mendukung Seok Hyeon.

Profesor Im Taek Joon mulai menyusun siasat agar Hee Joo memenangkan audisi yang akan diadakan besok. Ia membicarakan hal itu dengan profesor lain yang mendukungnya.
"Apa yang akan terjadi sekarang? !"
"Sebaliknya. Hee Joo harus menjadi pemeran utama wanita, sehingga dia bisa bergabung dengan kelompok kita. Kemudian tim Seok Hyeon akan menjadi lemah. Jadi besok saat audisi, Hee Joo harus terpilih." ucap Profesor Im.

Hee Joo tanpa sengaja bertemu dengan Gi Young.

"=Sindrom melarikan diri=mu itu sudah sembuh?" tanya Hee Joo.
"Apa?" Gi Young merasa tersinggung dengan ucapan Hee Joo.
"Sama seperti sebelumnya, ketika Kau pergi begitu saja sebelum pementasan tahun lalu. . . Akankah itu terjadi lagi?" tanya Hee Joo dengan sinis.
"Aku akan bekerja lebih keras. Dan, aku juga akan mengatasinya." jawab Gi Young.
"Bekerja keras saja tidak cukup. Jika Kau mengacaukan pementasanku lagi. . . Aku tidak akan membiarkanmu pergi kali ini." balas Hee joo.
"Pementasanmu?"
Hee joo meneruskan kata-katanya dengan percaya. "Tentu saja, pementasanku! Karena aku yang akan menjadi pemeran utamanya."
"Han Hee Joo. Aku berpikir kalau kau sangat pantas dengan karaktermu yang ambisius itu. . . Tapi sekarang, Kau benar-benar tampak sangat menyedihkan, dengan sikap menjengkelkanmuitu. Tidak peduli apapun yang sudah kau katakan, aku masih harus tetap mengucapkan terimakasih padamu. Tentang hari itu, saat kau menemuiku di ruang teater. Aku tau, pasti sangat sulit bagimu untuk menjaga harga dirimu untuk datang dan menemukan aku. Aku selalu berterima kasih padamu karena hal itu." ucap Gi Young. Ia lalu meninggalkan Hee joo yang kesal.

Tiba-tiba Joon Hee datang mengagetkan Hee joo, "Kau mengagetkanku."
Dengan cutenya, Joon Hee marah-marah karena cemburu, "Eonni, Kau tidak berselingkuh dengan Hyeong Gi Yeong di belakangku, kan? Aku bisa memaafkan hal-hal lain tetapi, aku tidak akan memaafkan kalau kau berselingkuh."
"Audisi untuk aktris utama?" tanya teman Gyu Won.
"Mmm. . . Aku mungkin tidak akan berhasil, tetapi ia mengatakan kepadaku untuk mencobanya. Meskipun dia memberikan motivasi padaku, ia selalu melakukannya dengan cara yang aneh." jawab Gyu Won mengomentari cara Seok hyeon memotivasinya.


Gyu Won dipanggil oleh profesor.
"Ya, silakan masuk" kata profesor saat Gyu Won mengetuk pintu.
"Halo." sapa Gyu Won.
jeng.. jeng.. Gyu Won engga menyangka kalau ia akan bertemu dengan Lee Shin.
Hubungan mereka berdua jadi canggung..
kyaa..

"Tidak perlu untuk memperkenalkan diri masing-masing kan?" tanya profesor yang merasakan kecanggungan antara Lee Shin dan Gyu Won. "Aku bertanya pada Profesor Park, dari Departemen Musik Tradisional, untuk membantuku, dan dia merekomendasikanmu untuk bekerja sama dengan Lee Shin dalam pembuatan musik untuk bagian ending dari pementasan. Bisakah Kau membantu?"
"Ya." jawab Gyu Won.

"Tidak perlu khawatir, aku akan pergi memberitahu Profesor." kata Lee Shin yang mengira Gyu Won akan merasa canggung saat bersama dengannya.
Gyu Won menjawab, "Jangan khawatir. Aku akan baik-baik."
"Bukankah kau merasa tidak nyaman saat bekerja sama denganku?" tanya Lee SHin.
"Tidak nyaman? Karena pementasan ini, kita bahkan akan lebih saling bertemu. Apakah Kau tahu tentang musik tradisional?" tanya Gyu Won.
"Tidak."
"Kalau begitu akan ada banyak hal yang harus kau pelajari. Kalau begitu.. Pertama... kita harus pergi ke perpustakaan." ucap Gyu Won dengan semangat..
Gyu Won berjalan mendahului Lee Shin. Lee Shin tetap berdiri di tempatnya dan membiarkan Gyu Won pergi.
Gyu Won sibuk memikirkan tentang kata-kata kakeknya tanpa tau kalau Lee Shin engga berjalan mengikutinya, "Aku tidak tau, bagaimana kesanmu tentang musik traditional. Kakekku mengatakan. . . dari zaman kuno, musik kebangsaan juga memiliki pengaruh besar dalam musik di negara, terlebih pada musik traditional. Aku benar-benar tidak tahu apakah Kau dapat memahami makna yang mendalam itu."
"Lee Gyu Won!" panggil Lee Shin.
"Ada apa? aku bilang, aku baik-baik saja dengan semua itu." jawab Gyu Won dengan polosnya.
Dengan datar Lee Shin menjawab, "Perpustakaan. . . arahnya lewat sini."
Hahaa..

"Aku hanya menguji kau saja, apakah kau tau dimana letak perpustakaan." jawab Gyu Won mengalihkan kesalahannya.
"Ayo."
"Apakah Kau benar-benar tahu dimana arah perpustakaan?" tanya Lee Shin yang mulai meragukan Gyu Won.
"Aku tau!"
"Di sebelah kiri. " kata Lee Shin mengarahkan agar Gyu Won engga salah jalan lagi.


"Apakah aku harus membaca semua ini?" Lee Shin melihat tumpukan buku yang dibawanya.
"Harus. Sangat diperlukan. Ah, ini juga." Gyu Won menambahkan buku ke tumpukan buku yang Lee Shin bawa.
"Kau perlu belajar dengan cepat. Dimulai dengan hal yang bersifat dasar. Ah, dan satu ini juga harus dibaca." Gyu Won sama sekali engga memperhatikan buku-buku yang Lee Shin bawa.
"Bukankah sudah cukup? Kita bisa kembali lagi nanti." ujar Lee Shin.
"Oh, itu terlalu banyak kah? Aku rasa cukup. Dan juga, bagaimana kalau kita latihan bersama? Stupid band dan Windflower bisa berlatih bersama kan? Aku pikir itu akan membantumu tentang perbedaan antara musik modern dengan musik traditional." jawab Gyu Won.
"Kedengarannya seperti ide yang baik." Lee Shin mulai keberatan membawa banyak buku.
"Lee Shin, aku akan membawa teman-teman untuk berlatih. Jadi tunggu kami di tempat latihan." kata Gyu Won yang kemudian pergi meninggalkan Lee Shin.
Lee SHin mulai berpikir, "Mungkinkah. . . dia berusaha untuk membalas dendam?"

what? balas dendam.. hahaa..

Saat membawa banyak buku, Lee Shin engga bisa menjaga keseimbangannya dan terjatuh..

Teman-teman Gyu Won senang bukan kepalang saat mendapat kabar, kalau mereka akan berlatih bersama stupid band.
" Kita akan berlatih bersama dengan Stupid band!?" sorak mereka.
"Kenapa kalian begitu senang?" tanya Gyu Won.
"Tentu saja! Dengan kesempatan ini, aku berharap kalau Kau dan Lee Shin bisa cocok."
"Apa, Kenapa harus aku?" tanya Gyu Won.
"Kau selalu saja membicarakan dan mencari Lee Shin, bukan? Bukankah karena kau menyukainya? Aku juga berpikir begitu!"
"Aku? Tidak, ia tak ada artinya bagiku. Mengapa aku harus menyukai Raja narsis itu?" gumam Gyu Won.
Dan latihan pun dimulai...

Dan saling pandang memandang pun dimulai..
haahhaa..
Gyu Won memperhatikan Lee Shin saat memainkan gitar..
Dan Gyu Won tersenyum.

sesaat setelah Gyu Won memperhatikan Lee Shin.
Sekarang giliran Lee Shin yang terus memperhatikan Gyu Won memainkan gayageum.
Dan Lee Shin tersenyum..

Ayah Gyu Won datang untuk menemui Gyu Won. "Ayah!"
"Ah, putriku!"

"Mengapa kau di sini? Apakah karena urusan sekolah?" tanya Gyu Won.
"Ada pertemuan di Seoul. Aku sedang dalam perjalanan, jadi aku datang untuk melihatmu."
"Ayah, kau sudah makan? Atau apakah Kau ingin aku ajak jalan-jalan untuk melihat-lihat kampus?" Gyu Won mengajak ayahnya berkeliling kampus.


Gyu Won menceritakan tentang keterlibatannya dalam pementasan.
"Mmm. . . Gyu Won memang luar biasa! Direktur itu memang bisa melihat siapa saja yang memiliki bakat. Lalu, apa kau memutuskan akan mengikuti audisi itu?" tanya ayah.
"Aku belum memutuskannya. Aku masih mencari tahu apa yang harus dilakukan. Apa Ayah berharap agar aku bisa ikut audisi?" Gyu Won meminta pendapat ayahnya.
"Aku ingin melihat gadis perempuanku menjadi pemeran utama." jawab Ayah.
"Apakah seperti itu?"
"Tentu saja! Jika debut pertama Gyu Won menjadi pemeran utama, aku akan sangat tersentuh."
"Jika AYah ingin seperti itu, berarti aku harus mencobanya. Baiklah kalau begitu, mari mencobanya. Berjuang! Berjuang! Berjuang!" sorak Gyu Won.



Seok Hyeon memberikan pengarahan, "Sepanjang waktu ini, banyak yang ingin tahu siapa yang akan menjadi pemeran utama. Besok, kita akan melanjutkannya dengan audisi untuk pemeran utama wanita."
"Apakah ada kriteria khusus?" tanya Sa Rang.
Seok Hyeon menjawab, "Selama Kau bersedia dan tertarik, maka ikutlah audisi."

Sa Rang dan teman-temannya langsung mengangkat tangan dan berkata, "Aku, aku, aku! Aku, juga! Aku juga, Aku juga!"
"Kalian semua, aku sudah menentukan peran untuk masing-masing dari kalian." jawab Seok Hyeon. "Ini peran yang sangat sangat penting. Kami secara pribadi akan membahas tentang hal itu. Sekarang, mereka yang ingin audisi bisa langsung mendaftarkan diri."
"Aku.. ." Dengan semangat dan penuh percaya diri, Hee Joo mengajukan dirinya.
Gyu Won pun mengambil kesempatan untuk ikut dalam audisi, "Aku juga."
"Baiklah, Lee Gyu Won. Jadi, kalian berdua harus di sini besok. Siapkan lagu yang bertemakan cinta."

Sa Rang dan teman-temannya menghampiri Seok Hyeon, "Direktur. Apa peran kami?"
Seok Hyeon menjawab, "Kalian semua tahu peran pendukung dalam sebuah film?"
"Ya! Ya. Mereka yang hanya muncul sekali. Tapi apa seperti pada peran pendukung di sebuah drama? Peran pendukung itu selalu muncul."
"Ini persis seperti itu. Kalian semua adalah peran pendukung utama untuk pementasan." jawab Seok Hyeon.
Sa Rang dan yang lainnya langsung bersora. "Aku tahu itu. Aku tahu hari ini akan datang. Terima kasih banyak, direktur. Kami akan bekerja keras!
"Lee Gyu Won!" panggil Hee Joo.
" Ya?"
"Apa yang akan kau nyanyikan nanti?"
"Ya?"
Hee Joo bertanya, "Dalam audisi besok, lagu apa yang akan kau nyanyikan? Ini akan sedikit aneh jika kita menyanyikan lagu yang sama."

"Aku belum yakin akan menyanyikan lagu apa. Aku belum benar-benar memikirkannya." jawab Gyu Won.
"Ya, sepertinya kau tidak mengetahui lagu-lagu yang sedang populer. Jika kita menyanyikan lagu yang sama, aku pikir akan lebih menguntungkan untukmu. Aku hanya ingin membantu, jadi aku menanyakan hal seperti itu."

Gyu Won membalas dengan berkata, "Aku tidak tahu ternyata kau tipe teman yang baik dan murah hati. Kaulah yang harus sedikit khawatir. Kakekku bilang, dalam setiap pertempuran, senjata rahasia akan dikeluarkan dalam keadaan terdesak dan senjata itu akan mengarah pada musuh. Lihat saja besok. Aku benar-benar tidak akan kalah."


Gyu Won menelpon ayahnya dan membicarakan tentang lagu yang cocok untuk dinyanyikan saat audisi besok, "Temanya adalah cinta ya? "
"Aku mendengarkan semua musik yang Kau berikan kepadaku, namun tidak satupun ada yang benar-benar sesuai dengan perasaanku." kata Gyu Won.
Ayah mencoba menjelaskan, "Bukankah karena cinta seseorang merasa suatu perasaan yang aneh. Kesedihan adalah cinta, benci adalah cinta, rasa sakit juga cinta. Semua itu cinta Karena cinta, Kau merasa sedih.Karena cinta, Kau terluka dan karena cinta kau juga merasa benci. Bukankah seperti itu? Apapun hasilnya, ayah akan tetap mendukungmu. Tapi, hati-hati, agar tidak ketahuan oleh Kakek."
Gyu memastikan, "Aku menyembunyikan semuanya dengan hati-hati, sehingga kakek tidak akan mengetahuinya, ayah. Aku akan meneleponmu lagi besok malam. Baik, selamat malam, Ayah."


Di kamarnya, Lee Shin juga tengah sibuk membuat sebuah lagu..

Lee Shin dan Gyu Won
sama-sama sibuk berlatih..


Go Lee Shin..
Go Gyu Won..


Keeseokan harinya, Wind Flower dan Stupid band kembali berlatih bersama.
Memadukan antara musik tradisitional dengan musik modern.
Walau suara musik tradisionalnya rada kebanting sama suara gitar, drum sama bas..
Tapi,
lumayan keren jadinya..

"Ah. . . kami telah berlatih begitu keras. Aku lapar. Hyeong, mari kita pergi makan bersama?" kata Joon Hee yang kelaparan.
"Bagus! Gyu Won tidak sakit lagi. Makan makanan yang sehat akan memberimu kekuatan lebih." ucap teman-teman Gyu Won.
Gyu Won menjawab, "Aku baik-baik, karena Kakek. . ."
Belum sempat Gyu Won menyelesaikan kata-katanya, Lee Shin langsung berkata, "Kalian pergi duluan, aku akan langsung pulang."
"Lee Shin.." keluh wind flower bersamaan..
"Dia seperti itu, selalu seperti itu." gumam Joon Hee. "Apakah kita akan pergi?"

"Mari kita pergi, Gyu Won." ajak Boo Won.
Gyu Won berubah pikiran setelah Lee Shin pergi. Gyu Won berkata dengan semangat, " Ya, mari kita pergi.Kata pepatah mengatakan, "bahkan jika Kau mati, Kau harus mati dengan perut yang kenyang".
Satu alasan Lee Shin kenapa ia pulang dan engga ikut bergabung dengan teman-temannya. Karena Lee Shin pikir, Gyu Won juga akan pulang dan engga ikut bergabung dengan yang lain.. Tapi ternyata, Gyu Won malah mengubah pikirannya.

Lee Shin langsung mengeluh kesal, "Bukankah kau bilang kau akan pulang?"
haha..
Alhasil, Lee Shin ikut makan bersama dengan teman-temannya yang lain. Karena Gyu Won tentunya.

Joon Hee berkat dengan keras, "Semuanya, memegang cangkir. Untuk itu The Stupid band dan The Windflower! Cheers!"
"Cheers"
"Cheers."

"Eonni, makanlah." Joon Hee menyuapi Gyu Won.
"Aku?"

"Joon Hee, apa yang terjadi? Kenapa kau memberi makananmu pada orang lain?" tanya teman Joon Hee yang lain.
"Ya. Bukankah Kau baru sembuh? Ini adalah hadiah dariku untuk eonni yang baru saja sembuh!" jawab Joon Hee.
"Ahh. . . Terima kasih, aku akan makan banyak, untuk memberi diriku kekuatan." jawab Gyu Won.

Aneh sama sikap Lee Shin. Lee Shin risih dengan sikap Gyu Won, tapi, teteeeeeeeep Lee Shin memperhatikan Gyu Won. Sama seperti saat ini, Gyu Won memakan dengan lahap semua makanan yang dihidangkan. Lee Shin langsung berkomentar, "Apakah seseorang mencoba untuk merebut makanan darimu? Makanlah perlahan-lahan."
"Aku baru saja sembuh dari sakit, jadi aku harus makan banyak agar kekuatanku kembali." jawab Gyu Won dengan mulut yang dipenuhi makanan.
"Kau akan sakit perut kalau kau terus makan terburu-buru seperti itu." Lee Shin khawatir..
"Jangan khawatir, perutku kuat. Aku tidak akan muntah." jawab Gyu Won.
Lee Shin kesal, ia langsung mengambil makanan Gyu Won dan memakannya dengan paksa. "Benar-benar enak." ucap Lee Shin kesal. haha.,
"Karena kita semua dalam suasana hati riang, mari kita pergi karaoke, oke?" teriak Joon Hee.
Yang lain langsung menanggapi dengan antusias.
"Kedengarannya menyenangkan!"
"Aku juga, aku juga!"
"Mari kita pergi!"

Cuma Lee Shin yang engga menikmati suasana..
Pengaruh Gyu Won, buat mood Lee Shin jadi buruk..
kyaa..

Dan mereka mulai berkaraoke ria..

Lee Shin cuma fokus pada Gyu Won..
See, berapa lama Lee Shin memperhatikan Gyu Won..

Dan, benar saja.. Kutukan Lee Shin terjadi..
Gyu Won sakit perut dan ia mulai muntah-muntah.

Lee Shin datang menghampiri Gyu Won dan mengelus-elus punggung Gyu Won, agar membuat Gyu Won lega.
Gyu Won berkata, "Tidak apa-apa, aku baik-baik saja."
Lee Shin mengambil tissue toilet dan memberikannya pada Gyu Won, "Diam. Bukankah sudah aku bilang kalau Kau akan muntah?"
"Jadi sebenarnya kau mau bilang kalau aku pantas mendapatkannya?" jawab Gyu Won.
"Tidak perlu seperti itu." kata Lee Shin.
"Apa?"
"Tidak perlu kaku dan canggung di depanku."
"Aku ketauan." jawab Gyu Won.

Dan tiba-tiba....

Lee Shin..

Mengulurkan tangannya...
Gyu Won meraih tangan Lee Shin.
Tapi Lee Shin dengan datarnya langsung bilang, "Berikan aku tamborinmu."
kyahahaai..


Lee Shin mengulurkan tangannya, cuma untuk mengambil tamborin yang dibawa Gyu Won. Bukan untuk membantu Gyu Won berdiri..

"Tunggu aku, aku akan membawakan tasmu." kata Lee Shin sebelum ia pergi.
"Oh, terima kasih."

"Ah! Bagaimana ini, sangat amat memalukan." gumam Gyu Won seraya menutupi wajahnya yang memerah..
Gyu Won dan Lee Shin berjalan bersisian, "Bagaimana perutmu, sudah baikan?" tanya Lee Shin.
"Ah, aku baik-baik. Aku dapat berjalan dengan baik sekarang. Terima kasih." jawab Gyu Won.

"Kau akan mengikuti audisi, besok kan?" tanya Lee Shin.
Gyu Won mengiyakan, "Ya."
"Pelajari dengan benar. Jangan terintimidasi oleh Hee Joo."
Gyu Won mengatakan, "Tidak apa-apa, bahkan jika aku tidak mendapatkan peran utama."
"Kenapa?"
Gyu Won menjawab, "Aku hanya tahu cara bermain Gayageum. Selain Gayageum, aku tidak pernah menaruh perhatian pada hal-hal lain.Sejujurnya, aku agak bosan. Pada awalnya, seperti itu. Tetapi ketika kita mulai berlatih untuk pementasan, itu menjadi sesuatu yang sangat menarik untukku. Rasanya, berlatih bersama untuk pementasan lebih menarik daripada Gayageum. Dan juga, kalau aku tidak melakukannya sekarang, aku tidak bisa mendapatkan kesempatan lain di masa yang akan datang."

"Bus." seru Gyu Won saat bus datang.
"Kau mengendarai sepeda Kau kembali, kan? Aku akan pulang duluan. Lee Shin, terima kasih untuk hari ini." kata Gyu Won sebelum masuk ke dalam bus.

Lee Shin berpikir.......

berpikir...

Dan yap.. ia langsung menaiki bus..
Gyu Won terkejut melihat Lee Shin yang ikut menaiki bus bersamanya. "Oh?"

"Naik bus ternyata tidak terlalu buruk." kata Lee Shin..


Daaaan..
Saling pandang memandang pun terjadi..
lagi...

Gyu Won memperhatikan Lee Shin..

Gyu Won mengalihkan pandangannya,
dan Lee Shin bergantian memandangi Gyu Won..

Bahkan Lee Shin tersenyum saat melihat Gyu Won tertidur..

Tapi, malangnya Gyu Won.. Kakek menemukan buku pementasan milik Gyu Won yang terselip dibelakang figura piagam.
"Apa ini. . . ? Apa ini? Ah, apa ini? Apa semua ini? Apa semua ini?!" seru kakek.
kakek langsung membuang semua yang ia temukan..

Kebiasaan kakek, ngebuang sesuatu ke luar rumah.. kyahaa..

karena kebiasaan kakek itu, Lee Shin menemukan berkas-berkas yang kakek buang..

"Kakek, . . . " Gyu Won ketakutan.
"Kau masih berani untuk pulang? !" kakek marah.
"Kakek."
"Apakah karena pementasan itu kau pulang terlambat? dan kau menyembunyikan semuanya dariku?" kata kakek.
"Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikannya darimu, Kakek. Maaf, aku tidak bisa memberitahukanmu. Kakek,, aku salah, tapi. . . Kakek... Aku ingin mengambil bagian dalam pementasan itu kakek. Kakek, bahkan jika Kau tidak mengizinkanku, aku masih akan tetap melakukannya." jawab Gyu Won.

"Apa?"
"Kakek, aku ingin berpartisipasi dalam pentas itu. Kakek aku mohon. Ini hanya sekali saja, kakek. nanti aku berjanji tidak akan pernah melakukan hal seperti ini lagi. Please?" pinta Gyu Won.
Kakek langsung menjawab dengan tegas, "Tidak! Kau adalah cucu dari pemain Pansori terkenal Lee Dong Jin, Lee Gyu Won! Kau cucuku, Lee Gyu Won! Tentu saja tidak!"


Kyaa.. Lee Shin ngebaca dan mempelajari semua buku yang direkomendasikan oleh Gyu Won...

Lee Shin cool..
^^

Seok Hyeon dipanggil untuk menghadap Ayah Hee joo yang merupakan kepala direktur.
"Konferensi pers? Tidak ada yang mengatakan apa-apa padaku tentang hal itu." kata Soek Hyeon yang terkejut saat mengetahui kalau akan diadakan konfrensi pers.
"Jika aku memberitahumu tentang hal itu, Kau pasti tidak akan setuju." jawab Ayah Hee Joo.

"Sebenarnya aku tidak ingin tampil seperti ini." kata Seok Hyeon saat ia menghadiri press konferens. "Terima kasih semua sudah datang. Aku Kim Seok Hyun."

Wartawan mulai memberikan pertanyaan, "Ini adalah produksi pertamamu sejak kembali dari luar negeri. Tolong beritahu kami bagaimana konsep yang sudah tersusun."
"Yah, aku ingat bagaimana antusias itu di sana, Rasanya sangat menyegarkan. Aku merasa terhormat diberi kesempatan besar seperti ini. Cerita dari pementasan itu adalah tentang seorang pria dan dua wanita. Ini adalah kisah cinta dicampur dengan patah hati. Aku menerima satu pertanyaan terakhir." jawab Seok hyeon..

"Setiap orang sangat penasaran. . . . . . tentang siapa yang menjadi pemeran utama? Dapatkah Kau memperkenalkan mereka kepada kami?" tanya wartawan yang lain.
Seok Hyeon menjawab, "Peran utama laki-laki memang belum ditentukan, tapi akan ada audisi untuk pemeran utama wanita sore ini. Jika Ka;ian punya waktu, datanglah untuk meliput. Aku harus pergi dulu karena aku harus mempersiapkan diri untuk audisi. Tulislah report yang bagus untukku."

Kakek dengan teganya memaku kunci kamar Gyu Won agar Gyu Won engga bisa pergi untuk mengikuti audisi.
kyahaha..
kakek, engga bener-bener memaku kunci kamar Gyu Won. Kakek malah cuma menggunakan sendok sebagai penahan kunci.

"Kakek, buka pintunya. Buka pintu! Kakek." pinta Gyu Won.
"Aku mengatakan kepada guru gayageum untuk datang ke rumah. Jadi, kau tidak perlu untuk pergi ke kampus lagi." jawab kakek.
"Hari ini ada audisi . . . " Gyu Won langsung meralat kata-katanya.. "tidak, maksudku. . . Bagaimana Kau dapat melakukan seperti ini? ! Apa yang akan aku lakukan? Ponselku!"
Dari luar kakek langsung menjawab, "Ponselmu ada padaku. Jangan memikirkan hal-hal yang tidak berguna. . . dan menyerahlah! "

Di kampus.. semua siswa heboh dengan taruhan.. Siapa yang akan menjadi pemeran utama perempuan dalam pementasan nanti.

Bo Woon datang memberikan kabar buruk. "Ada masalah besar! Gyu Won ketauan oleh Kakeknya. Aku sudah menelepon ke teleponnya, tapi Kakeknya yang mengangkat panggilanku. Dia mengatakan dia tidak akan bisa datang ke kampus untuk sementara. Apa yang harus kita lakukan?"



Stupid band juga mendapat kabar yang sama, "Hei! Semua orang sedang bertaruh. Tentang siapa yang akan mendapatkan peran utama wanita."
"Aku mendengar Gyu Won tidak datang ke kampus hari ini."
"Dia ketauan oleh Kakeknya, pasti pementasan ini ia rahasiakan."
"Ah, itu benar. Kakek Gyu Won kan pemain Pansori yang terkenal."
Lee Shin terkejut mendengarnya.. Ia langsung bergegas pergi meninggalkan ruang latihan.

Berita tentang ketidakhadiran Gyu Won juga sampai ke telinga Seok Hyeon.
Seok Hyeon mencoba menelpon Gyu Won, tapi sang kakek yang mengangkatnya..

"Dia tidak akan berpartisipasi dalam pementasan atau apapun itu. Apakah kau mengerti?" kata kakek dengan tegas.


Lee Shin dan Seok Hyeon pun langsung mengambil tindakan.
Masing-masing dari mereka langsung menuju ke rumah Gyu Won.

Seok Hyeon sampai lebih dulu ketimbang Lee Shin.
Seok Hyeon mengetuk-ngetuk pintu dan memanggil-manggil Gyu Won.

"Direktur.." gumam Gyu Won yang mendengar panggilan dari Seok Hyeon.

Akhirnya kakek membukakan pintu.

"Ada apa?" tanya kakek.
"Permisi. Aku ingin mengatakan sesuatu pada Gyu Won."
"Apakah Kau tidak mengerti apa yang aku katakan? Aku pikir pendengaranmu berfungsi lebih baik padahal kau masih muda, tapi pendengaranmu sudah rusak. Bukankah sudah aku katakan bahwa Gyu Won tidak akan berpartisipasi dalam pentas musik itu? Gyu Won akan bermain gayaguem." jawab kakek dengan tegas.
"Aku tahu."
"Jika Kau tau maka pergilah." jawab kakek yang segera menutup pintu rumahnya.


Lee Shin datang setelah kakek menutup pintu..


Ia berjalan seolah engga mempedulikan Seok Hyeon.

Kemudian, Lee Shin berbalik dan bertanya pada Soek Hyeon "Jam berapa audisinya di mulai?"
"Kenapa?" tanya Soek Hyeon. "Dilaksankan jam 5. Ah, masih ada waktu 20 menit lagi."

Adik Lee Shin datang menghampiri Lee Shin.

"Oppa! Kau datang cepat hari ini!" sapa adik Lee Shin.
"Jeong Hyeon." panggil Lee Shin yang tersenyum karena mendapatkan ide.
Lee Shin bekerja sama dengan adiknya untuk membebaskan (??) Gyu Won dari sang kakek.

Adik Lee Shin menemui kakek. Dan berpura-pura menanyakan tentang aturan dalam permainan catur.

"Kakek."
"Ada apa?"
"Kakek, apakah Kau tahu bagaimana bermain catur?"
"Apa maksudmu?" tanya kakek.
"Dalam catur Korea, apa yang dimaksud ssangsam?" tanya adik Lee Shin.
"Ssangsam adalah ketika ada tiga batu berturut-turut. . . Lupakan saja, Kau tidak perlu tahu."
"Kau bisa mengajarkaaku, kan? Aku bertaruh dengan teman-temanku." pinta adik Lee Shin.
"Baiklah, tunggu sebentar." jawab kakek seraya pergi untuk mengambil papan catur.

Dan kesempatan adik Lee Shin untuk membuka pintu kamar Gyu Won.

"Oh? Lee Jeong Hyeon!" Gyu Won terkejut.
"Cepat lari!" suruh adik Lee Shin.

Gyu Won segera keluar dari rumah, dan Lee Shin siap mengantarkan Gyu Won.
"Apa? Apa? Cepat! Naik.!" suruh Lee Shin yang melihat Gyu Won masih terkejut.

"Oh, hei! Hei, hei, hei! Gyu Won! Oh! Gyu Won, berhenti ! Berhenti! Jangan bergerak! Gyu Won berhenti." panggil kakek.
"Ketika aku kembali, aku akan menerima hukumanku! Aku benar-benar menyesal, Kakek!" jawab Gyu Won.

Audisi pun dimulai...

Hee Joo jadi kontestan pertama yang tampil..
Joon Hee bernyanyi dengan penuh penghayatan.

Dan semua mulai terpukau..

Lee Shin terus mengayuh sepedanya secepat yang ia bisa..


"Pegang erat-erat!" kata Lee Shin pada Gyu Won.


Gyu Won mengeratkan pegangannya pada pinggang Lee Shin.

Dan wuzzzz..
Akhirnya mereka sampai di kampus..

"Cepat!" kata Lee Shin.

Gyu Won menjawab, "Terima kasih. Aku tidak berpikir kalau Kau dapat melupakan semua yang terjadi, tetapi aku akan mencoba yang terbaik hari ini. Terima kasih!"


Gyu Won mulai bernyanyi...


Siapa yang engga terpukau mendengar dan melihat Gyu Won bernyanyi dengan isakan tangis..



bahkan Lee Shin pun ikut terhanyut dengan nyanyian Gyu Won.


Mengingat semua kejadian yang pernah Gyu Won alami bersama Lee Shin, semakin membuatnya mendalami lagu yang ia nyanyikan..



Semua terpukau.. Dan voting pun dilakukan..
"Kami sudah melakukan voting untuk memutuskan siapa yang terbaik yang akan menjadi pemeran utama dalam pementasan nanti dan hasilnya... enam berbanding dua." kata Seok Hyeon.
Seok Hyeon mengumumkan, "Peran utama wanita akan diperankan oleh Han Hee Joo."
Gyu Won sedikit kecewa dengan hasilnya..

Tapi, walau Hee joo yang menang.. Semua teman-teman Gyu Won tetap mendukung Gyu Won.
Temant-teman Gyu Won naik ke atas panggung dan memberikan selamat pada Gyu Won, bukan pada Hee Joo.
Poor Hee joo.

Selesai audisi, Seok Hyeon memanggil Gyu Won.

"Kau sudah bekerja keras." kata Seok Hyeon. "Aku bahkan yakin kau akan menang."
"Apa yang harus aku lakukan? Kau bilang kalau aku akan berhasil."
"Tapi kenapa kau tidak berhasil ?" jawab Seok Hyeon sembari mengacak-acak rambut Gyu Won.

Lee Shin datang dan mengatakan, "Lee Gyu Won. Bukankah kau seharusnya pulang?"
"Oh? Apakah Kau manajer dari Lee Gyu Won?" jawab Seok Hyeon.. haha.
"Kakekmu akan khawatir." ujar Lee SHin.
"Ah, benar.. Kakek... Direktur, aku akan pulang duluan."
"Aku akan mengantarkanmu pulang." ucap Lee Shin.
"Ya? Tidak perlu. Aku akan pergi sendiri." jawab Gyu Won.

Sekarang, Seok Hyeon yang menawarkan diri untuk mengantarkan Gyu Won, "Jika Kau takut kakekmu akan marah, aku akan mengantarkanmu pulang. Tapi, saran managermu ada benarnya juga. Kita harus cepat pulang agar kemarahan kakek tidak bertambah."

Dan Gyu Won lebih memilih di antar pulang oleh Seok Hyeon..

omo!! Lee Shin.
CEMBURUUUUUU..
bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar