"Lee Gyu Won." panggil Lee Shin pelang.
"Mmm?"
"Tentang kau menyukaiku. . . jangan menyerah." kata Lee Shin.
"Apa?"
Lee Shin mengulangi kata-katanya, "Tentang kau menyukaiku. . . Aku katakan, jangan menyerah."
Dengan terbata Gyu Won membalas, "Apa maksudmu? Kau. . . Kau menyukaiku?"
Lee Shin hanya tertunduk tanpa berani mengakui rasa sukanya.
Gyu Won kesal, ia mulai salah paham"Jadi, Kau katakan, bahwa meskipun Kau tidak menyukaiku, Kau masih ingin agar aku tetap menyukaimu? Jangan membohongi diri sendiri! Kau pikir siapa kau itu? Apakah perempuan lain jatuh hati padamu saat kau melakukan hal seperti ini? Dasar egois. Lepaskan. Aku pergi."
"Lee Gyu Won." Lee Shin mencoba mencegah kepergian Gyu Won dengan memegang erat kursi rodanya.
"Lepaskan." "Jangan salah paham." jawab Lee Shin. "Siapa bilang seperti itu?"
"Kaulah yang sudah salah paham. Cukup. Aku tidak ingin terus mendengarkan apa yang Kau katakan."
Bo Woon datang, "Bo Woon, aku di sini. "
"Kau dengan Sin?" kata Bo Woon.
"Mari kita pergi. Atau dokter mungkin akan memarahiku."
Bo Woon mendorong kursi roda Gyu Won menjauhi Lee Shin.
"Jangan bicara tentang dia lagi. Dasar Lee Shin bodoh." jawab Gyu Won kesal.
Saat di perjalanan pulang, Lee Shin terus memikirkan Gyu Won.
"Kau sudah menghabiskan semua uang sakumu lagi?" tanya Lee SHin.
"Tagihan teleponku sangat tinggi akhir-akhir ini." jawab adik Lee SHin.
"Apakah Kau bergurau? Siapa bilang aku menyukaimu? Hmm. Betapa konyolnya!" jawab adik Lee Shin.
"Benar?"
"Oppa, kau tidak mengerti cinta. Kau tidak bisa menggunakan cara semacam itu untuk mengambil hati para gadis."
Lee Shin lalu menyangkal, "Ini bukan tentang aku."
"Jika tidak, lalu mengapa bertanya?" tanya adik Lee Shin.
"Anyway, hanya ingin tau saja."
Sesaat setelah Bo Woon pergi, Gyu Won bergumam "Ck, apa itu lelucon! Kau pikir aku akan terus bergantung padamu? Orang itu, ia tidak akan mengikutiku lagi kan? Kau memilih untuk melupakannya. Jangan memikirkannya lagi." Gyu Won mengingatkan dirinya sendiri.
Seok Hyeon mengunjungi Gyu Won.
"Apa yang Kau lakukan? Apakah kau tidak tau, bagaimana caranya mengetuk pintu?" tanya Gyu Won yang kala itu tengah benar-benar memiliki mood yang buruk. he.
"Mengetuk pintu? Aku sudah melakukannya Lihat, jariku sudah mulai memar." Seok Hyeon memperlihatkan tangannya yang sama sekali engga memar.
"Tapi, apa yang membawamu kesini, selarut ini lagi, kau bahkan datang ke sebuah ruangan di mana seorang gadis sendirian?" ucap Gyu Won kesal.
"Apakah Kau bahkan seorang gadis?" Seok Hyeon tertawa kemudian memberikan sebuah script untuk Gyu Won. "Ini adalah script untuk pemeran utama wanita."
Seok hyeon memberi penjelasan, "Jangan terlalu percaya diri. Ada seseorang yang disebut pengganti pelaku utama dalam sebuah drama, misalnya seorang pemeran utama memiliki halangan dalam tampil dipentas maka orang kedua akan menggantikan perannya dalam pementasan."
"Pemain pengganti. . . ?"
Gyu WOn menolak tawaran Seok hYoen.
"Direktur, kau kira aku ini orang jahat. Yang pasti, Aku menolak. Aku menolak."
"Pelatihan keanggotaan dilura kota? Kapan? Aku ingin pergi!" Gyu Won sangat antusias.
"Apakah Kau pikir Kau bisa pergi? Kau bahkan tidak bisa berjalan. Jangan melakukan hal yang aneh dan tinggal saja di rumah.
"Aku pasti datang!"
"Jangan khawatir, aku akan memastikan kalau kau akan."
Lee Shin teringat kata-kata Gyu Won.
Sampai saat ia memejamkan mata, ia masih teringat kata-kata Gyu Won.
Seok Hyeon menemui ketua yang engga lain adalah ayah Hee Joo.
"Karena Han Hee Joo telah dipilih sebagai pemeran utama wanita, jadi tidak perlu ada team lagi kan? Dan kau juga harus bisa lebih fleksibel." kata ketua. "Kau tahu, Tae Juni adalah Kepala Departemen. Dari penyusunan rencana, untuk memilih aktor, semuanya telah dilakukan dengan spesifikasi darimu, tapi dari sekarang, tunjukkan kepadanya rasa hormatmu dan biarkan ia melakukan hal-hal lainnya. Jangan terlalu kaku satu sama lain."
"Bagaimana aku bisa fleksibel?" jawab Seok HYeon.
"Pelatihan keanggotaan? Apakah Tae Jun akan ikut juga?"
"Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa pergi."
"Tentu saja. Dia tidak akan pergi bersamamu."
"Semua professor sibuk dengan pekerjaannya masing-masing."
"Bagaimana Profesor Jeong Yoon Soo?" saran ketua.
"Yah. . . Aku berharap bisa pergi bersama dirinya. Akhir-akhir ini kami terlalu sibuk dan tidak memiliki waktu untuk bersama." jawab Seok Hyeon seraya tersenyum.
Seok Hyeon segera menemui Yoon Soo.
"Apakah Kau sibuk?" tanya Seok Hyeon.
"Oh, aku ada jam mengajar saat ini. Ada apa?"
Seok Hyeon menjelaskan, "Begini, Kami akan mengadakan perjalanan bersama, seluruh anggota tim dalam pementasan akan diikutsertakaan dalam kegiatan ini. Tapi kami membutuhkan profesor untuk datang, dan yang lain mengatakan kalau mereka tidak bisa datang. Aku tidak tahu apakah mereka benar-benar tidak bisa datang atau sekedar mengabaikan aku."
Yoon Soo tersenyum. "Jadi, sekarang kau memohon padaku agar aku ikut dalam kegiatan ini?"
" Kapan?"
"Jumat."
"Jumat?" Yoon Soo berpikir sejenak. "Jika pada hari Jumat lalu. . . "
"Apa yang membuatmu ragu-ragu? Sudah lama kan kita tidak pernah berkunjung ke pantai?"
"Baiklah. Aku harus pergi untuk kuliah sekarang."
"Kau sudah mendengar kalau Kim Seok Hyeon akan mengadakan perjalanan bersama timnya?"
Profesor Im menjawab, "Tidak, aku belum mendengar tentang itu."
"Hei, ini benar-benar tragis! Tapi, aku sudah mendengar kalau istri ketua sangat marah. Aneh, mengapa dia mesti marah. Han hee Joo kan sudah menjadi pemeran utama. Mengapa dia masih tidak bahagia?"
Profesor Im Tae Joon menjelaskan, "Sekarang, sorotan media ada pada Lee Gyu Won. Kita harus menghapus dia dari pertunjukan ini."
"Apakah Lee Gyu Won salah? Aku pikir tidak. Siapapun dengan mata dan telinga mereka, semua bisa mengetahui, siapa yang terbaik antara Hee Joo dan Gyu Won."
"Itu sebabnya, kita harus membuat Kim Seok Hyun keluar dari tim produksi pementasan." jawab Seok Hyeon.
"Tapi bagaimana kita bisa mengeluarkannya? Kita tidak tahu kelemahanya."
"Kita mungkin bisa mengungkap sesuatu atau sisi terburuk dari Kim Seok Hyeon. Ada banyak kesempatan besar di luar negeri. Tapi, Mengapa Seok Hyeon kembali ke Korea? Aku ingin tahu tentang itu juga. Pasti, ada motif tersembunyi." terka Im Tae Joon.
Latihan dimulai tanpa Gyu Won.
SeokHyeon memainkan piano dan menyanyikan sebuah lagu..
Semua orang terpukau dengan lagu yang dinyanyikan oleh Seok Hyeon.
Termasuk Lee Shin..
Bahkan saat Seok Hyeon menyanyikan lagu itu.
Lee Shin tiba-tiba teringat momentnya saat bersama Gyu Won.
Otak Lee Shin penuh dengan Gyu Won.
hhihi..
Saat Gyu Won bernyanyi di audisi.
The date in the rain moment
Pokoknya semua tentang Gyu Won.
hahaa..
Sa Rang bertanya, "Ada rumor mengenai pelatihan keanggotaan di luar kota, apakah itu benar?"
Seok Hyeon lalu menjelaskan, "Ya. Kegiatan itu akan dilaksanakan dalam dua hari, satu malam. Dalam perjalanan ini, kita akan menggunakan metode diskusi untuk menganalisis karakteristik setiap peran masing-masing. Jadi, kalian harus membuat laporan dengan menggunakan kertas A4, aku ingin kalian menuliskan analisis karakteristik peran kalian. Yah, walaupun aku tidak bisa mengatakan dengan terus terang kalau kita akan bersenang-senang."
Mendengar berita itu, semua anggota team langsung bersorak.
" Kau tau, mungkin karena ia baru saja bertengkar dengan Lee Shin."
"Mengapa?"
"Aku tidak tahu, tapi dia tampak sangat kesal."
"Apakah mereka bertengkar lagi?"
Sa Rang CS kembali mengolok-olok Hee Joo.
Hee Joo langsung menatap kesal ke arah Sa Rang dan teman-temannya.
Hee Joo merenungi apa yang Sa Rang katakan.
Tiba-tiba Seok Hyeon menelpon Hee Joo.
"Halo? Apakah kau tidak kepanasan?" tanya Seok Hyeon di telepon.
"Tidak, aku tidak kepanasan. AC disini cukup dingin." jawab Hee Joo tanpa tau kalau Seok hyeon ternyata ada dibelakangnya.
"Benar?" tanya Seok Hyeon seraya tersenyum. " Kau sudah menjadi pemeran utama, jadi mengapa kau terlihat tidak senang? Sebaliknya, Kau harus senang. Pemeran utama wanita itu sangat didambakan oleh banyak anggota yang lain." jelas Seok Hyeon.
Hee joo merasa terpojokkan, "Apakah Kau mengejekku?"
"Siapa yang ingin merasakan hal seperti itu?" jawab Hee Joo.
"Tch, apa Lee Gyu Won juga sudah mengalaminya?" kata Hee Joo.
"Aku keberatan!" tolak Hee Joo. "Direktur, Kau pasti berharap sesuatu yang buruk akan terjadi padaku, kau pasti berharap agar aku tidak bisa berada di pementasan?"
"Kau pikir aku punya waktu luang untuk melakukan hal itu. Gadis konyol."
"Jangan hanya melakukannya untuk impianmu agar Kau menjadi bintang, tapi lakukanlah untukku juga. Ah, panas. Mari kita pergi makan es krim." ajak Seok Hyeon mencoba mendinginkan suasana.
Engga peduli badai topan yang sedang melanda mood Gyu Won.
Lee Shin tetap datang mengunjungi Gyu Won.
Lee Shin membuat alasan. "Kau masih belum mengajariku tentang banyak bab di rangkuman music tradisional ini."
Lee Shin langsung menolak, "Aku tidak mau.Ini menjengkelkan, Kau bahkan lebih baik, sedikit."
"Katakan saja, Kau terlalu angkuh untuk bertanya, iyakan Lee Shin yang terhormat." ejek Gyu Won. "Apakah Kau membawa ringkasannya?"
Su Myeong dan Gi Young tengah memikirkan tentang tempat yang akan mereka kunjungi selama studytour.
Engga lama kemudian, Hee Joo datang untuk mengunjungi Gi Young.
"Apakah Kau sibuk?" tanya hee Joo.
"Oh, kau. Apa yang membawamu kesini?" tanya Su Myeong.
" Aku ingin bicara dengan Gi Yeong oppa.Aku? Hanya beberapa menit."
"Lalu, apakah aku perlu pergi ke toilet? Aku akan ke toilet, Kau dapat berbicara dengannya." Su Myeong meninggalkan Gi young dan Hee Joo.
Hee Joo berkata, "Di mata oppa, apa kau bisa melihat kalau aku juga punya bakat, bukannya sebuah boneka yang tanpa emosi? Dengan kata lain, hanya saja…. Apa aku terpilih sebagai pemeran utama hanya karena teknikku yang baik saja? Aku tidak tahu kau akan peduli tentang hal itu atau tidak."
"Oppa, Kau bisa mengajarkan aku kan?" pinta Hee Joo.
"Mengajarkan apa?" tanya Gi Young menahan senyumnya. Engga salah, bukannya waktu itu Hee Joo mengejek Gi Young, tapi sekarang, Hee Joo malah datang menemui Gi Young untuk membantunya.
Hee Joo menjelaskan, "Yang direktur bilang tadi, hal-hal yang berkaitan dengan emosi dan perasaan. Hal-hal seperti itu.., tidak peduli berapa banyak aku berlatih, aku tidak bisa melakukannya dengan begitu saja. Jadi oppa, Kau harus mengajariku! Hal semacam ini, bahkan aku juga tidak benar-benar mengerti. Tapi oppa, Jangan memberitahu orang lain, bantu aku diam-diam saja. Hanya saja, jika oppa mengatakan bahwa aku telah melakukannya dengan baik, aku akan merasa lebih nyaman."
Gi Young menyetujuinya, "Ah! Kali ini, Kau benar-benar mengalami pukulan besar. Baik! Pokoknya, kita harus bekerja sama dalam Perfomance, aku akan menyediakan waktu untuk latihan."
Hee joo tersenyum senang, "Terima kasih! Jika Kau mau, aku bisa membayar biaya latihan per jam untukmu."
"Aku akan berhenti pada titik ini, mengerti? Bahkan Jika Kau tidak mengerti, juga tidak masalah." Gyu Won membalik paksa kertas yang dipegangnya. "Berikutnya.."
Lee Shin pun mengatakan, "Tidak bisakah Kau berbicara normal tanpa marah-marah?"
"Apa?"
"Aku benar-benar tidak mengerti mengapa kau begitu marah." jawab Lee Shin.
Gyu Won benar-benar kesal pada Lee Shin. "Kau tidak mengerti? Setelah menjelaskan kepadamu berkali-kali, Kau masih belum juga mengerti! Apakah Kau benar-benar mendengarkan apa yang aku katakan? Atau mungkin, otakmu sudah rusak?"
"Cukup. Aku hanya akan melakukan seperti yang Kau katakan. Kau menyarakanku untuk mencari orang lain kan? Baik, aku akan mencari orang lain untuk mengajarkan music tradisional. Dan tentang hal-hal yang aku katakan kemarin, Lupakan saja semuanya." Lee Shin keluar dari ruangan Gyu Won.
Lee Shin kembali ke kampus.
Joon Hee berkata saat melihat Lee Shin datang, "Sangat menyenangkan berlatih bersama dengan Gyu Won dan teman-temannya! Ini akan lebih bagus jika kita bisa melakukannya lagi."
"Ini tidak akan terjadi lagi." jawab Lee Shin.
"Mengapa? -Rasanya cukup menyenangkan!" jawab teman Lee Shin yang lain.
"Aku yang akan mengerjakan semuanya, kita tidak lagi membutuhkan bantuan mereka. Mengerti."
"Apakah kalian bertengkar lagi?"
Hee Joo juga berkata, "Aku masih ingin merasakan energi musik tradisional. Gyu Won eonni bilang, jika Kau ingin menggambarkan musik tradisional dalam satu kata, maka kata yang paling tepat adalah energi. Ya, energi."
Musik traditional berlatih tanpa Gyu Won.
Gyu Won baru saja kembali ke rumahnya.
Dan tanpa sengaja, ayah kakek Gyu Won bertemu dengan Lee Shin.
"Halo. Kita bertemu lagi!" sapa Lee Shin seraya membungkuk pada kakek.
"Siapa ini?" tanya ayah Gyu Won penasaran.
"Dia itu orang yang aku ceritakan pada ayah. Pangeran egois yang sangat narsis." jawab Gyu Won.
Ayah Gyu Won terkejut, "Egoi. . . "
"Ayah!"
"Ah, ah! Itu benar. Ayah, Aku pergi dulu. terserah Kau. Aku akan datang lagi. Hati-hati dengan kesehatanmu. Jangan lupa untuk bersenang-senang selama kegiatan itu." jawab Ayah Gyu Won seraya berlalu.
Kakek masuk ke dalam rumah.
"Kalau aku tidak menemuinya hari ini mungkin ia akan memarahiku lain waktu?Aku hanya perlu mendengarkan. Lagi pula, bukankah ini lebih baik daripada belajar dengan Gyu Won?" jawab Lee Shin.
PASS.. HAHAHA
Dan... Lee Shin kena batunya..
Kakek bukannya mengajarkan tentang musik traditional tapi sang kakek malah menceritakan tentang kisah hidupnya yang super duper boring.
Tapi, Lee Shin..
HHAHAAA.. Berusaha sekuat tenaga buat menahan rasa sakit di kakinya.
Lagi-lagi, Gyu Won tertawa diatas penderitaan Lee Shin.
"Kau layak mendapatkannya, Lee Shin! Kakek, teruslah bercerita sampai saat kau berusia 40 tahun."
Windflower pergi ke kafe dan bertemu dengan sunbae pemilik kafe.
Ingin tau apa yang terjadi, Gyu Won mencuri dengar pembicaraan Lee Shin dan kakeknya.
"Katakan saja jika Kau bosan, tidak masalah jika kau merasa bosan." ungkap kakek.
Lee Shin menggeleng, "Ah tidak, bukan seperti itu kakek."
"Karena Kau tidak bosan, maka aku akan melanjutkannya. Ketika aku berumur . . "
Kasian dengan nasib Lee Shin, Gyu Won lalu menghampiri kakek.
"Kakek. Cukup kakek. Dia telah belajar belajar dari mu hari ini, lagipula Lee Shin sangat sibuk. Kakek bisa bercerita lagi lain waktu kan?" ucap Gyu Won.
Kakek setuju, "Baiklah, kita akan meneruskan ceritaku lain waktu."
Lee Shin tersenyum lega, "Ya, aku akan datang lagi lain kali."
"Baik, Kau bisa pergi sekarang. " kata kakek.
"Jadi bagaimana pelajaran dari kakek? Dia jauh lebih baik dari aku, kan?" tanya Gyu Won dengan nada mengejek.
"Apakah itu menyenangkan?" Lee Shin kesal.
Gyu Won tersenyum kecil, "Aku menyesal. Maafkan aku. Kakek selalu seperti itu. Kakek selalu asik mengenang masa-masanya dulu, bahkan dia tidak akan pernah berhenti bercerita!"
"Aku pergi." pamit Lee Shin.
"Mengenai kegiatan di luar kampus, apa kau akan pergi juga?" tanya Lee Shin.
Gyu Won berbohong, "Hm, aku rasa aku tidak bisa pergi."
"Mengapa Kau peduli apakah aku akan pergi atau tidak?" gumam Gyu Won.
Dikamarnya,
Lee Shin kembali memikirkan Gyu Won.
Gyu Won lagi.. Gyu Won lagi..
Telepati.. haah.
Gyu Won juga tengah memikirkan Lee Shin.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar