Gyu Won menangis dan membiarkan Lee Shin pergi.
Lee Shin mengendari sepedanya dengan kencang dan meneriakan semua kekesalan dan kesedihannya.
Saat perjalanan pulang, Gyu Won masih menangis dan terus menangis..
Lee Shin pergi menemui ayahnya di rumah sakit.
"Apakah itu kau, Lee Shin? Apa yang terjadi hari ini? Hari ini. . . tampaknya sesuatu yang buruk terjadi." kata Ayah Lee Shin.
"Ya." jawab Lee Shin.
"Masalah wanita? Apakah itu serius?" ayah Lee Shin tersenyum, ia mengerti apa yang tengah Lee Shin rasakan.
Ayah Lee Shin mengaransemen ulang lagu Lee Shin. "Bagaimana? Bagaimana menurutmu?" tanya Ayah Lee Shin.
Lee Shin tersenyum, "Ya.Aku menyukainya."
Lee Shin engga pernah tau, kalau saat itu akan menjadi hari terakhirnya bertemu dengan ayahnya.
"Aku sudah makan" jawab lee Shin seraya merebahkan diri.
"Kita mungkin bisa pindah minggu depan. Jadi berkemaslah."
"Oke."
"Apakah Kau sakit? Kau tidak terlihat sehat." ujar ibu Lee Shin.
Lee Shin menjawab, "Aku baik-baik saja."
"Baiklah, aku mengerti. Selama ini, apakah Kau pergi untuk menemui guru gitarmu itu?" yang dimaksud ibu Lee Shin adalah ayah Lee Shin.
"Ya."
"Apakah guru gitar itu mengatakan sesuatu?" tanyanya.
Lee Shin menjawab, "Dia mengatakan bahwa dia telah menyukai seorang wanita. Wanita itu adalah pacar temannya. . . tapi ia mencurinya."
Ibu Lee Shin terkejut, "Apa? Dia mengatakan kepadamu seperti itu?"
"Sepertinya ia masih menyukainya."
"Jangan pergi ke sana lagi. Aku akan mencarikan guru gitar yang baru."
Lee Shin menolak, "Aku tidak menginginkan hal itu."
"Kau. . . Kau. . . Apakah Kau tahu siapa sebenarnya guru gitar itu?"
"Aku tahu. Jadi. . . biarkan aku melakukan sesuai keinginanku." jawab Lee Shin.
"Lee Shin. . . "
Gyu Won masiiiiih saja memikirkan Lee Shin. "Dasar bodoh." gumam Gyu Won.
Padahal Lee Shin engga pernah sekalipun memikirkan Gyu Won.
Lee Shin melihat Yoon Soo dan Seok Hyeon, hubungan mereka berdua bertambah baik dan hal itu membuat Lee Shin kesal.
Gyu Won sampai di kampus dan ingin memberikan kopi untuk Lee Shin, "Dia sudah di sini. Dimana dia?" ucapnya saat melihat sepeda Lee Shin.
Yoon Soo berkata, "Tentang itu, aku tidak nyaman berbicara tentang hal itu. Jadi berhentilah menanyakan hal semacam itu."
"Mengapa? Apakah Kau khawatir. . . seseorang akan melihat kita?" tanya Lee Shin.
"Baiklah. Apa yang Kau suka dariku?"
"Semuanya. Aku menyukai semua yang ada di dirimu." jawab Lee Shin.
"Hal yang sama bagiku. Itulah yang aku suka darinya. Aku menyukai semua yang ada di dirinya. Ketika aku bersamanya, aku bahagia. Tapi tidak denganmu, Sihn." jawab Yoon Soo. "Kau tidak seharusnya bersimpati padaku."
"Baik. Aku akan mengikuti keinginanmu. Jika aku berhenti menyukaimu, apa itu cukup bagimu? Aku akan melakukannya. Aku akan membiarkanmu pergi."
"Dia masih di sini di suatu tempat. Kemana dia pergi? Sudah mulai dingin." Gyu Won masih menunggu Lee Shin.
Lee Shin ada di bukit kampusnya, merebahkan diri di atas rumput. Berpikir.. berpikir..
Lalu membuang kalung pemberiannya untuk Yoon Soo.
"Aku berencana untuk berpartisipasi dalam kegiatan pementasa mulai dari sekarang." Gi Young menemui Profesor Im Tae Joon.
"Bagaimana dengan kakimu? Apakah kakimu baik-baik saja?" tanya profesor.
"Ya."
Tae Joon mengatakan, "Aku tidak tahu tentang rencana Seok Hyun, tapi aku masih tetap tidak percaya pada kemampuanmu di atas panggung. Bagaimanapun, karena Kau telah memutuskan untuk memulainya lagi, pastikan agar kau bekerja keras. Dan jangan mengkhianati orang-orang yang percaya padamu."
Gi Young mengangguk mengerti.
Karena lama menunggu Lee Shin, Gyu Won harus ketinggalan satu jam pelajarannya..
Tapi, kemudian Gyu Won melihat Lee Shin. Ia segera mengejarnya.. "Hei, Lee Sin, kau mau ke mana? Apakah kau tidak pergi latihan?"
"Jangan ikuti aku." jawab Lee Shin.
"Tapi, kemana tepatnya Kau akan pergi?" Hujan pun turun (kya??)
"Hujan?" Gyu Won berubah panik.
Hari pertama, Gi Young mengikuti latihan resmi pementasan. Semuanya terkejut melihat kedatangan Gi Young. "Oh! Hyeong! Gi Young Hyung. Apakah Kau akan berlatih dengan kami mulai hari ini?" tanya yang lain.
Gi Young tersenyum dan menjawab, "Ya. Itulah sebagaimana hal itu sudah diputuskan."
Joon Hee senang sekali melihat Gi Young bergabung dalam pementasan, Hee Joo engga menyukai kedatangan Gi Young.
Tiba-tiba saja, Joon Hee menunjuk ke arah Hee Joo dan berkata pada Gi Young, "Bukankah dia cantik? Dia Natashaku."
"Siapa bilang aku milikmu?"
" Dia kadang memang sangat pemalu . . tetapi bukankah ia sangat lucu? " jawab Joon Hee.
Gi Young hanya tertawa mendengarnya..
"Aku harus mengakui, Kalau kaau memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain. Aku sudah berusaha bertahun-tahun tanpa sekalipun berhasil." ujar Tae Joon.
"Apa sebenarnya yang Kau coba katakan?" tanya Seok Hyeon.
"Seperti biasa, aku menentang Gi Yeong. Tapi, aku akan berpura-pura bahwa aku mendukungnya. Karena itu, sebenarnya apa yang Kau inginkan, aku akan menutup mata. Namun. . . Aku tidak bisa menerima Lee Gyu Won." jawab Tae Joon.
"Mengapa?"
Tae Joon ada di pihak Hee Joo, "Hee Joo. Aku percaya Kau dan mengetahui dengan pasti tentang kemampuan Hee joo. Kau harus berpikir dua kali untuk melibatkan Lee Gyu Won. Ini demi ketua. Dan juga, aku khawatir kau sudah melampaui batas. Jadi aku katakan sekarang. Sekolah hanya membutuhkan uang. Kami hanya memanfaatkan nama besarmu agar kami bisa mendapatkan banyak sponsor. Itu sebabnya aku telah membiarkanmu untuk tetap tinggal. Jadi, jangan membuat semua orang menderita. Hanya lakukan apa yang diperintahkan."
Seok Hyeon kesal, "Hyeong, apakah Kau masih merasa minder denganku? Tidak masalah jika kau kepala departemen atau apa pun, pementasan adalah tanggung jawab direktur.Yang artinya itu adalah tanggung jawabku. Yang disebut tanggung jawabmu, itu hanya menandatangani dokumen saja. Mengenai Gyu Lee Won, Aku akan mengurusnya. Aku akan bertanggung jawab. Jadi Hyeong, jangan khawatir tentang hal ini." ujar Seok Hyeon, lalu ia pergi meninggalkan ruangan.
Ke-enggak hadiran Gyu Won dan Lee Shin jadi menghambat proses latihan..
Seok Hyeon langsung menelpon Gyu Won.
"Halo. Lee Gyu Won, di mana kau! ?" tanya Seok Hyeon dengan meninggikan suaranya.
"Sesuatu yang darurat sedang terjadi, maafkan aku, aku tidak bisa mengikuti latihan untuk hari ini." jawab Gyu Won.
"Berhenti dengan omong kosong itu. Cepat segera ke ruang latihan. Jika tidak, jangan berpikir untuk ikut berpartisipasi dalam pementasa!"
Gyu Won terus mengikuti Lee Shin. Ia merelakan jam latihannya hanya untuk Lee Shin. Gyu Won khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi, jadi ia memutuskan untuk mengikuti Lee Shin.
"Hei, Lee Sin. Kau mau ke mana? Hujan!" Gyu Won mempercepat langkahnya.
Ia kesal, sama sekali Lee Shin engga mempedulikan Gyu Won yang basah kuyup karena kehujanan. Gyu Won berteriak, "Apakah dunia ini akan benar-benar berakhir karena kau ditolak oleh seorang wanita?"
Lee Shin menghentikan langkahnya, "Apa?"
"Apakah Kau tahu seperti apa keadaanmu saat ini? Kotor dan berantakan. Jangan bicara tentang Profesor Yoo Soo. Hentikan. . . Kapan Kau akan mengakhiri kekacauan ini?"
"Itu sebabnya aku akan berhenti! Aku mengatakan bahwa aku akan menyerah. Mulai sekarang, aku sudah memutuskan untuk tidak menjadi seperti itu lagi." jawab Lee Shin.
Sesaat Lee Shin memang engga mempedulikan Gyu Won.
Tapi beberapa saat kemudian, Lee Shin berbalik dan membawakan Gayageum Gyu Won.
Sweet..
Keduanya menunggu hujan reda di bawah kanopi sebuah toko alat musik.
Dan keduanya,, sama-sama menikmati derai hujan.
Gyu Won menjawab, "Sepertinya seseorang pindah ke rumah sebelah."
"Pindah? Ini kesempatan langka untuk makan kue beras."
Gyu Won menjawab, "Hei, siapa yang akan membuat kue beras jaman seperti ini? Mereka hanya tinggal dan hidup di sana."
"Ini semua karena mereka tidak punya sopan santun. Jika Kau pindah ke suatu tempat, Kau harus terlebih dahulu menyapa sunbaemu." jawab kakek.
"Itulah cara Kakek berpikir."
Tiba-tiba....
"Halo, ini rumah siapa?" tanya adik Lee Shin.
"Siapa yang Kau cari?" tanya kakek.
"Apakah Kau memiliki palu? Keluargaku baru saja pindah hari ini ke rumah di sebelah. Aku sudah beberapa kali memanggil-manggil sedari tadi, tapi tidak ada jawaban. Tetapi apakah Kau memiliki palu?"
Gyu Won teringat sesuatu.. Ia ingat kalau gadis itu adalah adik Lee Shin.
"Anak itu.." gumam Gyu Won.
"Siapa namamu?" tanya kakek.
"Namaku adalah Lee Jeong Hyeon." jawab adik Lee Shin.
"Lee Jeong Hyeon, apakah Kau seorang anak sekolah?" tanya kakek.
"Apakah Kau memiliki palu atau tidak?"
"Tidak."
"Jika Kau tidak memilikinya kenapa tidak bilang dari tadi. " jawab adik Lee Shin..
Daan.
Tanpa sengaja, adik Lee Shin memecahkan vas bunga kesayangan kakek. Gyu Won histeris, "Itu kan vas bunga kesayangan kakek."
Lee Shin terkejut saat melihat Gyu Won..
sedangkan kakek terkejut saat mengetahui kalau ibu Lee Shin adalah mantan calon istri dari anaknya.. (??)
"Kau adalah penyanyi terkenal Lee Dong Jin, kan?" tanya ibu Lee Shin.
"Benar, aku Lee Dong Jin yang terkenal." jawab ibu Lee Shin.
"Namaku adalah Song Ji Yeong. Aku tidak yakin jika Kau masih ingat aku."
Tapi kakek masih mengingat dengan jelas siapa Song Ji Yeong.
Flashback :
"Song Ji Yeong. Ayah ini adalah gadis yang akan aku nikahi." ucap Ayah Gyu Won memperkenalkan Ibu Lee Shin (Song Ji Yeong)
"Apakah Kau gadis yang bernyanyi di band?" kakek engga menyukai ibu Lee Shin. "Kau sudah membuat hidup anakku hancur."
I see..
Awalnya, Ayah Gyu Won dan Ibu Lee Shin adalah sepasang kekasih. Dan hubungan mereka hampir berlabuh di pelaminan. Tapi, karena kakek engga menyetujui hubungan antara Ayah Gyu Won dan Ibu Lee Shin, jadi mereka berdua putus.
Alasan kenapa kakek engga menyukai Ibu Lee Shin, cuma satu.. Karena ibu Lee Shin engga mempelajari musik tradisitional tapi ia menekuni musik modern. Dan kakek kira, ibu Lee Shin inilah yang udah ngebuat Ayah Gyu Won menolak untuk mempelajari musik tradisional.
"Ah, Kau sudah mendengar kalau kesehatanku sekarang sangat buruk." ucap Ayah Lee Shin.
"Aku sudah pernah mendengar hal itu." jawab Ayah Gyu Won.
"Aku ingin mengatakan sesuatu. Ini adalah hal yang ingin aku katakana secara pribadi. Aku tidak punya banyak waktu. Kau harus tahu. . . Aku tidak punya banyak waktu tersisa. Aku akan menunggumu. Datanglah secepat Kau bisa." pinta Ayah Lee Shin.
Ia kemudian berpikir, "Lee Shin pindah di rumah sebelah. Dan.. Mulai sekarang, Lee Sin akan menjadi tetanggaku?" menyadari hal itu, Gyu Won langsung panik..
Pagi harinya...
Gyu Won menunggu Lee Shin..
"Apa yang Kau lakukan?" tanya Lee Shin.
"Apa? Uh, oh! Pengumpulan sampah adalah pada hari Rabu. Dan juga ada komunitas pertemuan pada Jumat setiap pecan dan setiap bulan. Kalau kau ingin mengikuti perkumpulan, tempatnya adalah di rumah kedua di persimpangan itu."
"Kenapa? Kau menungguku untuk mengatakan ini?"
Gyu Won langsung tertawa aneh, "Menunggumu? Omong kosong apa yang kau katakan?"
Di kampus, staff dewan berkumpul untuk membicarkan tentang keputusan mereka untuk membuat team baru untuk acara perayaan kampus. Team baru yang akan menjatuhkan Seok Hyeon.. "Kami harus membuat tim lain?"
"Ya. Satu bulan sebelum perayaan kampus dirayakan, kami akan memutuskan siapa yang akan berada di panggung, dan kami akan membuat tim baru."
"Para profesor juga telah setuju."
Gyu Won menghadap Seok Hyeon..
"Lee Gyu Won. Apakah Kau berpikir bahwa perayaan ini adalah masalah sepele? Kau selalu tertawa, apakah Kau berpikir perayaan ini adalah hal yang lucu?" tanya Seok Hyeon.
"Tidak, tidak."
"Tidakkah Kau tahu bahwa banyak orang yang selalu memperhatikanmu? Mereka ingin mengetahui seberapa kuat Lee Gyu Won. Mereka ingin mengetahui seberapa kuat Kim Seok Hyeon. Semua orang memperhatikanmu dengan membuka mata mereka lebar-lebar." ujar Seok Hyeon.
"Aku menyesal maafkan aku." jawab Gyu Won.
"Jika Kau tidak hadir lagi dalam latihan tanpa alasan, Kau tidak akan diperbolehkan untuk mengikuti pementasan, mengerti?"
"Ya"
"Kau bisa pergi sekarang."
Saat Gyu Won berjalan membungkuk, Seok Hyeon berkata.. "Lee Gyu Won. Berjalanlah tegak agar terlihat baik."
Aaah.. kangen liat Seok Hyeon sama Gyu Won saling candaan satu sama lain..
"Uh. . . kau punya waktu?" tanya Yoon Soo yang datang setelah Gyu Won pergi.
"Oh, duduklah." jawab Seok Hyeon.
"Pasti Gyu Won ketakutan karena kau. Dia begitu lesu ketika dia berjalan keluar."
"Aku membuatnya takut karena ia begitu lesu. Aku juga mengatakan untuk menyuruh Shin datang, tapi Shin juga tidak datang. Apakah Kau datang karena koreografi?" ucap Seok Hyeon.
"Oh, itu. Aku mengubah choreography pada scene kedua."
"Apa yang akan Kau lakukan tentang peran utama?" tanya Yoon Soo.
"Oh, aku harus bergegas dan memutuskannya."
Yoon Soo menjawab, "Aku lebih mempercayakan peran utama pada Hee Joo. Mengapa? Cara ia bernyanyi dan menari sudah mendukungnya untuk menjadi pemeran utama."
Seok Hyeon melihat Lee Shin. Lee Shin benar-benar menepati janjinya untuk engga lagi memperhatikan Yoon Soo.
Seok Hyeon memanggil Lee Shin, "Lee Shin. Apa kau tidak mendengar bahwa aku ingin kau dan Lee Gyu Won datang bersama-sama ke kantorku?"
"Aku harus menghadiri kelas." jawab Lee Shin.
"Tidakkah kau tahu bahwa jika gitaris utama tidak ada, kita tidak dapat berlatih? Lee Gyu Won dan kau juga! Jika Kau tidak hadir tanpa alasan lagi, Kau akan dihapus dari pementasan."
"Ya." jawab Lee Shin tanpa banyak berkata ia langsung pergi.
Seok Hyeon heran, kenapa Lee Shin jadi berubah patuh dan engga menentang. "Anak nakal ini, mengapa dia begitu patuh?"
Tapi,,, jauh di lubuk hatinya yang paling dalaaaaaaam.. Lee Shin cemburu melihat Yoon Soo dan Seok Hyeon.
"Lama tidak bertemu." ucap ayah Lee Shin saat Ayah Gyu Won datang. "Sudah bertahun-tahun? Aku sangat bersyukur kau bisa datang."
"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Ayah Gyu Won. Ayah Gyu Won engga seramah seperti biasanya kali ini.
"Dia telah tumbuh sangat baik. Lee Shin. Ji Yeong mengajarinya dengan sangat baik. Aku.. . tidak akan hidup lebih lama lagi. Ji Yeong. . . Aku meninggalkannya untukmu." ucap Ayah Lee Shin.
"Apa yang Kau katakan pada saat seperti ini?" kata Ayah Gyu Won.
"Tidak untuk siapapun. Berdirilah di samping Ji Yeong dan membantunya."
"Mengapa aku harus melakukan itu?" tanya ayah Gyu Won.
"Kau masih menyukai Ji Yeong. Aku tahu. Karena aku, Kau menjaga jarak darinya. Sekarang, aku pergi, lakukan sesukamu." kata ayah Lee Shin.
"Beraninya kau mengatakan itu padaku. Mengapa? Apakah Kau masih akan bertindak menjadi orang yang tidak bersalah tanpa penyesalan apapun? Kau membuat hidup Ji Yeong dan hidupku jadi seperti ini. Sekarang, kau mengatakan kalau kau menyesal. . . Dengar, Lee Yeon Su. Tidak peduli apakah itu Ji Yeong atau Lee Shin, Kau tidak perlu khawatir. Jika Kau ingin pergi, pergilah dengan tenang." ungkap Ayah Gyu Won.
Dan engga lama setelah Ayah Gyu Won pergi, Ayah Lee Shin kejang-kejang..
Ayah Gyu Won dan Lee Shin berpapasan tanpa saling mengenali satu sama lain.
Saat Lee Shin datang, suster engga memperboleh Lee Shin untuk melihat keadaanya ayahnya.
Karena kondisi kesehatan ayah Lee Shin yang semakin memburuk..
Lee Shin mengerti, ia lalu menitipkan buku musiknya pada perawat, agar buku musik itu diberikan pada ayahnya..
"Oppa, aku lapar." kata adik Lee Shin.
"Apakah Kau ingin ramen?" tanya Lee Shin.
"Ibu tidak membuat makanan. Oppa, mari kita pergi ke wanita labu itu. Biarkan dia membuat pancake untuk kita, oke! Mengapa kita tidak ke wanita aneh itu oppa? Bukankah dia itu budak Oppa?"
Lee Shin tersenyum lalu menjawab, "Jika Kau lapar, maka pesan saja beberapa makanan."
Tapi adik Lee Shin tetap pergi menemui Gyu Won dan menyuruhnya untuk membuat pancake,
"Apa? Pancake?"Adik Lee Shin menjawab, "Ya, oppa ingin makan itu. Apa itu perintah yang benar-benar penting! Lakukanlah dengan cepat, oke?"
"Siapa bilang aku akan membuat itu? Jadi, Lee Sin suka pancake?" tanya Gyu Won yang juga penasaran.
"Ah. . . Aku hanya ingin membuatnya." jawab Gyu Won.
"Itu bagus karena aku juga sedang merasa lapar. Saat sudah selesai, sediakan untukku satu piring." pinta kakek..
Hahaa.. Kasian kakek. .Kasiaan.. Gyahahaa..
Kakek cuma kebagian pancake yang gagal, dan pancake yang sempurna untuk Lee Shin.
"Hei, bagaimana dengan Lee Shin?" tanya Gyu Won.
"Dia bilang dia tidak makan." jawab Adik Lee Shin.
"Namun ia tetap menyuruhku. . ."
"Kapan aku mengatakan oppa menyuruhmu? Aku hanya mengatakan sebelumnya bahwa oppa ingin makan sesuatu. "
"Hei, Lee Jeong Hyeon."
"Sepertinya kau menyukai oppa?" tanya Adik Lee Shin.
"Halo" sapa Gyu Won.
"Kau, Gyu Won, kan?" tanya ibu Lee Shin.
"Ya." jawab Gyu Won ramah.
"Gyu Won eonni membuat ini. Eonni sangat baik!" puji Adik Lee Shin.
"Benar? Ini terlihat sangat enak, pasti sangat lezat."
Di saat itu juga, Gyu Won mendapat telepon dari ayahnya.
Gyu Won datang menemui ayahnya yang menunggu di kafe dekat rumah Gyu Won,
"Kau datang tanpa menelepon. Apakah terjadi sesuatu?" tanya Gyu Won khawatir.
"Aku datang untuk menengok teman. Aku membawa hadiah." ucap Ayah Gyu Won seraya tersenyum. Ia memberikan sebuah kaset cd.
"Ah, cd yang ayah berikan waktu itu dirusak oleh kakek. Kali ini, Aku tentu harus menyembunyikan ini semua dengan baik."
"Bagaimana dengan pangeran narsis mu itu belakangan ini?"
"Sedikit menyedihkan." jawab Gyu Won.
"Menyedihkan?"
Gyu Won mengangguk, "Mm, dia diabaikan oleh gadis yang dia suka."
"Peluang apanya! ? Kapan aku bilang aku suka dia?" seru Gyu Won.
"Berjuanglah! Jangan menyesal di kemudian hari." jawab Ayah Gyu Won.
"Apakah Kau menyesal?" tanya Gyu Won.
"Ya, benar-benar menyesal."
"Hmm?"
Ayah Gyu Won langsung mengalihkan kata-katanya, "Ah. . . bukan apa-apa."
Lee Shin terus mengingat ayahnya.
"Halo?" sapa Gyu Won saat bertemu Lee Shin. "Hari ini hari terakhir. Kontrak perbudakan itu. Aku takut kau akan lupa, jadi aku mengingatkannya. Kontrak itu berakhir hari ini. Dan juga, katakan pada adikmu bahwa, besok, aku bukan lagi budakmu."
"Ok, aku mengerti." jawab Lee Shin.
"Ada Apa?" tanya Gyu Won saat Lee Shin menatapnya.
"Kalung apa?"
"Sebuah kalung hilang di bukit sekolah." jawab Lee Shin.
"Seperti apa bentuknya?"
Tapi Lee Shin mengurungkan niatnya, "Lupakan saja. Kau tidak harus menemukannya."
Gyu Won dan Windflower mencari kalung itu. Tapi Gyu Won berbohong, ia bilang kalau kalung yang hilang itu adalah kalung miliknya.. Tapi, mereka malah menemukan kalung yang salah.
Siang harinya, saat Lee Shin hendak pulang, ibunya mengiriminya pesan. Sebuah pesan, kalau Lee Shin dan ibunya harus mengunjungi upacara pemakaman. Lee Shin sama sekali engga mengetahui apa-apa.. Ia engga mengetahui kalau ayahnya sudah meninggal.
Sampai, ia dan ibunya tiba di upacara pemakaman..
Lee Shin mengetahui ayahnya sudah meninggal..
Dua benda kesayangan ayahnya, yang Lee Shin dapat dari ayahnya..
Buku musiknya yang sudah terisi dengan nada-nada dan sebuah gitar.
"Apakah orang-orang itu tahu. . . siapa kita?" tanya Lee Shin setelah pemakaman selesai.
"Mereka tau siapa kita." jawab ibunya.
"Keracunan alkohol, apa itu penyakit keturunan?" tanya Lee Shin.
"Tidak, kau tidak seperti itu. Jangan khawatir."
"Oppa, apa yang kau lakukan?" tanya adik Lee Shin pada Lee Shin yang tengah menatap foto ayahnya.
"Apakah kami mirip?" Lee Shin memperlihatkan foto Ayahnya.
"Siapa itu?"
"Ia adalah seorang gitaris, tetapi ia meninggal karena keracunan alkohol hari ini." jawab Lee Shin.
"Tapi kenapa ahjussi itu dan Oppa mirip? Apakah itu ayah Oppa?" tanya Adik Lee Shin. "Ibu sedang minum alkohol. Kalian berdua bertingkah aneh hari ini."
Ibu Lee Shin sedih karena kepergian ayah Lee Shin.
Ayah Gyu Won mendatangi upacara pemakaman Ayah Lee SHin.
Lee Shin masih berduka..
Dan, engga ada kopi untuk hari ini.. Gyu Won merdeka ^^ engga lagi jadi budak Lee Shin.
Gyu Won ingin mengetahui tentang keadaan Lee Shin, ia bertanya pada Joon Hee.
Joon Hee menceritakan hal yang sebenarnya, kalau ayah Lee Shin meninggal beberapa waktu yang lalu.
Di tempat lain, Seok Hyeon dan Yoon Soo pun mendapat berita yang sama.
"Belum lama, Ayah Lee Shin meninggal. Ayah Lee Shin. Aku juga tidak tahu detailnya. Dia dan adiknya memiliki ibu yang sama tetapi memiliki ayah yang berbeda. Di masa lalu, ayah Lee Sin adalah seorang gitaris. Benarkah? Aku tidak tahu apakah dia bisa datang atau tidak untuk part time saat ini. Bisnis kami telah menurun selama beberapa hari terakhir, karena Lee Shin tidak datang."
"Jika Kau ingin bertanya, bertanyalah. Tidak peduli apapun pertanyaanmu, aku akan menjawabnya. Apakah Kau kecewa. . . karena ia bukan orang terkenal?" tanya ibu Lee Shin.
"Tidak."
"Aku masih tidak tahu apa yang harus aku tanyakan. Aku tidak tau, apa yang ingin tahu. Jika aku sudah tahu, aku akan langsung menanyakannya padamu." jawab Lee Shin. Ia mengambil gitarnya dan pergi untuk kerja part time di kafe.
Lee Shin datang lebih awal, kafe masih sepi dan Lee Shin mulai bernyanyi.. Ia bernyanyi untuk ayahnya.. Bernyanyi sambil menangis.. Oh, sad..
Gyu Won seharian mencari kalung Lee Shin, dan akhirnya ia menemukan kalung itu..
"Wow! Aku menemukannya! Ini kalung wanita."
Bergegas Gyu Won pergi ke kafe, tapi Lee Shin sudah pergi.. Gyu Won langsung pergi mencari Lee Shin.
Dan.. hujan lagii...
Gyu Won mencoba menelpon Lee Shin, tapi Lee Shin mematikan teleponnya.
Lee Shin berteduh di kanopi toko musik yang sama, seperti saat ia berteduh bersama Gyu Won.
Lagi-lagi, Lee Shin menangis..
Kehilangan ayah dan juga cintanya...
Secara kebetulan, Yoon Soo melihat Lee Shin.
Yoon Soo turun dari mobil lalu memberikan payung pada Lee Shin.
"Ini hujan. Cepat pulang." kata Yoon Soo..
Lee Shin mencegah kepergian Yoon Soo..
Lalu memeluk Yoon Soo erat, dan menangis di bahu Yoon Soo..
Yoon Soo ikut merasakan kesedihan Lee Shin.
Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah..
Gyu Won..
Kenapa harus selalu kayak gini..
Gyu Won berkata pada dirinya sendiri
"Lee Shin menangis. Aku sangat ingin menjadi orang pertama yang mengatakan =Semua akan baik-baik saja. Semua akan berjalan sebagaimana mestinya.= Tapi sekarang Lee Shin bersandar pada bahu orang lain. Ia bersama orang lain dan itu bukan aku. Ia tidak bersandar padaku."
bersambung...
Sediiih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar